- Home>
- industri , pencegahan , Pencemaran , semen >
- Pencemaran di Industri Semen
Posted by : Maggie DL
Senin, 19 Juni 2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Pendahuluan
Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan
di bumi, sehingga tidak ada kehidupan seandainya tidak ada air di bumi. Namun,
air dapat menjadi malapetaka jika tersedia dalam kondisi yang tidak benar, baik
kualitas maupun kuantitas airnya. Air yang bersih sangat dibutuhkan maunia,
baik untuk keperluan sehari-hari, untuk keperluan industri, untuk kebersihan
sanitasi kota, dan sebagainya.
Di zaman
sekarang, air menjadi masalah yang memerlukan perhatian serius. Untuk
mendapatkan air yang baik sesuai dengan standar terntentu sudah cukup sulit
untuk di dapatkan. Hal ini dikarenakan air sudah banyak tercemar oleh
bermacam-macam limbah dari berbagai hasil kegiatan manusia. Sehingga
menyebabkan kualitas air menurun, begitupun dengan kuantitasnya.
Begitu pula degan udara, udara merupakan faktor yang
penting dalam kehidupan, namun dengan meningkatnya pembangunan fisik kota dan
pusat-pusat industri, kualitas udara telah mengalami perubahan. Udara yang
dulunya segar, kini kering dan kotor. Perubahan lingkungan udara pada umumnya
disebabkan pencemaran udara, yaitu masuknya zat pencemar (berbentuk gas-gas dan
partikel kecil/aerosol) ke dalam udara.
Pencemaran
udara dapat terjadi dimana-mana, misalnya di dalam rumah, sekolah, dan kantor.
Pencemaran ini sering disebut pencemaran dalam ruangan (indoor pollution).
Sementara itu pencemaran di luar ruangan (outdoor pollution) berasal dari emisi
kendaraan bermotor, industri, perkapalan, dan proses alami oleh makhluk hidup. Sesuai
dengan yang diterangkan di atas mengenai air dan udara yang sangat berpengaruh
dalam kehidupan manusia sehari-hari, air dan udara sendiri juga mempunyai
pengaruh yang penting dalam Pabrik industri-industri, salah satunya pada Pabrik
Semen yang dapat menyebabkan pencemaran air dan udara baik dalam skala kecil
maupun skala besar.
1.1
Rumusan
Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan Pencemaran Air
dan Pencemaran Udara?
2.
Apa saja Kejadian-kejadian Pencemaran Air
dan Udara dalam Pabrik Semen?
3.
Apa saja Penyebab Pencemaran Air dan
Udara pada Pabrik Semen?
4.
Apa saja Cara Mencegah Pencemaran Air
dan Udara pada Pabrik Semen?
1.2
Tujuan
Penulisan
1.
Mengetahui apa itu Pencemaran Air dan
Pencemaran Udara.
2.
Mengetahui Kejadian-kejadian Pencemaran
air dan Udara dalam Pabrik Semen?
3.
Mengetahui penyebab terjadinya Pencemaran
Air dan Udara dalam Pabrik Semen?.
4.
Mengetahui Cara Mencegah Pencemaran Air
dan Udara pada Pabrik Semen?
BAB II
ISI
2.1 Pengertian
Pencemaran Air
Pencemaran
air adalah suatu perubahan keadaan di
suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air
tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah
satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan
sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan
manusia. Kemanfaatan terbesar danau, sungi, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi
pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air
limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata.
Dalam
PP No 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air di
definisikan sebagai: “Pencemaran air adalah
masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup,
zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam air oleh
kegiatan manusia sehingga kualitas dari air tersebut turun hingga batas
tertentu yang menyebabkan air tidak berguna lagi sesuai dengan peruntukannya. (Pasal
1, angka 2).
2.2 Pencemaran
Air Pada Pabrik Semen
Pencemaran air adalah suatu
perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau,
sungai, lautan, dan air tanah akibat aktivitas manusia. Di dalam tata kehidupan
manusia, air banyak memegang peranan penting antara lain untuk minum, memasak,
mencuci dan mandi. Pencemaran air di industri semen berdampak pada kualitas air bertambah buruk akibat limbah cair dari
pabrik dalam bentuk minyak dan sisa air dari kegiatan penambangan, yang menimbulkan
lahan kritis yang mudah terkena erosi, yang akan mengakibatkan pendangkalan
dasar sungai, yang pada akhirnya akan menimbulkan masalah banjir pada musim
hujan.
Dampak yang ditimbulkan
dari pencemaran air oleh pabrik semen ialah kualitas air bertambah buruk akibat limbah
cair dari pabrik dalam bentuk minyak dan sisa air dari kegiatan penambangan,
yang menimbulkan lahan kritis yang mudah terkena erosi, yang akan mengakibatkan
pendangkalan dasar sungai, yang pada akhirnya akan menimbulkan masalah banjir
pada musim hujan.
2.3 Pengertian
Pencemaran Udara
Pencemaran
udara dapat didefinisikan sebagai hadirnya substansi di udara dalam konsentrasi
yang cukup untuk menyebabkan gangguan pada manusia, hewan, tanaman maupun
material. Substansi ini bisa berupa gas, cair maupun partikel padat. Ada lima
jenis polutan di udara, yaitu partikulat dengan diameter kurang dari 10 µm
(PM10), sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida (NO2),
karbon monoksida (CO) dan timbal (Cooper,1994). Beberapa definisi gangguan
fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara
mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.
2.4 Pencemaran
Udara pada Pabrik Semen
Pencemaran
udara adalah kehadiran satu
atau lebih substansi fisik,
kimia atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang banyak dapat membahayakan
kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan serta mengganggu estetika dan
kenyamanan. Limbah yang terbesar dari industri semen atau pabrik semen adalah
debu dan partikel, yang termasuk limbah gas dan limbah B3.
Udara
adalah media pencemar untuk limbah gas. Limbah gas atau asap yang
diproduksi pabrik keluar bersamaan dengan udara. Secara alamiah udara
mengandung unsur-unsur : O2, N2, NO2,CO2, H2 dan Jain-lain. Penambahan gas ke
dalam udara melampaui kandungan alami akibat kegiatan manusia akan menurunkan
kualitas udara. Zat-zat yang mempengaruhi Pencemaran Udara: CO (Karbon
Monoksida), Nitrogen Dioksida (NO2), Sulfur Oksida (SOx), Ozon (O3), Hidrokarbon (HC), Khlorin (Cl2), Partikulat
Debu dan Timah.
Industri semen merupakan salah satu
penyumbang polutan yang cukup besar pada pencemaran udara seperti emisi gas dan
partikel debu. Dalam proses produksi industri semen sebagian besar menggunakan
bahan bakar fosil, jadi menimbulkan dampak gas rumah kaca. Disamping itu, dalam
proses produksi industri semen juga memberikan dampak fisik secara langsung
baik pada Pekerja dan Masyarakat sekitar, yaitu dampak tingkat kebisingan serta
getaran mekanik dari rangkaian proses poduksi semen.
Limbah yang terbesar dari industri
semen atau pabrik semen adalah debu dan partikel, yang termasuk limbah gas dan
limbah B3. Udara adalah media pencemar untuk limbah gas. Limbah gas atau asap
yang diproduksi pabrik keluar bersamaan dengan udara. Secara alamiah udara
mengandung unsur kimia seperti O2, N2, NO2,CO2, H2 dan Jain-lain. Penambahan
gas ke dalam udara melampaui kandungan alami akibat kegiatan manusia akan
menurunkan kualitas udara.
Dampak
yang ditimbulkan dari pencemaran udara oleh pabrik semen ialah gangguan pernafasan, hal-hal yang bisa menjadi faktor
penyebab diantaranya
adalah saat mengosongkan kantong semen sehingga debu semen terhirup. Saat
megaduk, menghaluskan atau memotong material campuran semen juga dapat
melepaskan sejumlah debu semen. Untuk jangka pendek dapat menimbulkan iritasi
pada saluran pernafasan, sedangkan untuk jangka panjang dapat menyebabkan
gangguan pernafasan.
2.5 Zat-Zat yang Mempengaruhi Pencemaran Udara
Limbah yang terbesar dari industri semen atau pabrik
semen adalah debu dan partikel, yang termasuk limbah gas dan limbah B3. Udara
adalah media pencemar untuk limbah gas. Limbah gas atau asap yang
diproduksi pabrik keluar bersamaan dengan udara. Secara alamiah udara
mengandung unsur-unsur :
1.
CO (Karbon Monoksida)
Formasi CO merupakan fungsi dari
rasio kebutuhan udara dan bahan bakar dalam proses pembakaran di dalam ruang
bakar mesin diesel. Percampuran yang baik antara udara dan bahan bakar terutama
yang terjadi pada mesin-mesin yang menggunakan Turbocharge merupakan salah satu
strategi untuk meminimalkan emisi CO. Karbon monoksida yang meningkat di
berbagai perkotaan dapat mengakibatkan turunnya berat janin dan meningkatkan
jumlah kematian bayi serta kerusakan otak. Karena itu strategi penurunan kadar
karbon monoksida akan tergantung pada pengendalian emisi seperti pengggunaan
bahan katalis yang mengubah bahan karbon monoksida menjadi karbon dioksida dan
penggunaan bahan bakar.
2.
Nitrogen Dioksida (NO2)
NO2 bersifat racun
terutama terhadap paru. Kadar NO2 yang lebih tinggi dari 100
ppm dapat mematikan sebagian besar binatang percobaan dan 90% dari kematian
tersebut disebabkan oleh gejala pembengkakan paru (edema pulmonari). Kadar NO2 sebesar
800 ppm akan mengakibatkan 100% kematian pada binatang-binatang yang diuji
dalam waktu 29 menit atau kurang. Percobaan dengan pemakaian NO2 dengan
kadar 5 ppm selama 10 menit terhadap manusia mengakibatkan kesulitan dalam
bernafas.
3.
Sulfur Oksida (SOx)
Pencemaran oleh sulfur oksida
terutama disebabkan oleh dua komponen sulfur bentuk gas yang tidak berwarna,
yaitu sulfur dioksida (SO2) dan Sulfur trioksida (SO3), yang
keduanya disebut sulfur oksida (SOx). Pengaruh utama polutan SOx terhadap
manusia adalah iritasi sistem pernafasan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
iritasi tenggorokan terjadi pada kadar SO2 sebesar 5 ppm atau
lebih, bahkan pada beberapa individu yang sensitif iritasi terjadi pada kadar
1-2 ppm. SO2 dianggap pencemar yang berbahaya bagi kesehatan
terutama terhadap orang tua dan penderita yang mengalami penyakit khronis pada
sistem pernafasan kadiovaskular.
4.
Ozon (O3)
Ozon merupakan
salah satu zat pengoksidasi yang sangat kuat setelah fluor, oksigen dan oksigen
fluorida (OF2). Meskipun di alam terdapat dalam jumlah kecil tetapi
lapisan ozon sangat berguna untuk melindungi bumi dari radiasi ultraviolet
(UV-B). Ozon terbentuk di udara pada ketinggian 30 km dimana radiasi UV
matahari dengan panjang gelombang 242 nm secara perlahan memecah molekul
oksigen (O2) menjadi atom oksigen, tergantung dari jumlah molekul O2 atom-atom
oksigen secara cepat membentuk ozon. Ozon menyerap radiasi sinar matahari
dengan kuat di daerah panjang gelombang 240-320 nm.
5.
Hidrokarbon (HC)
Hidrokarbon di
udara akan bereaksi dengan bahan-bahan lain dan akan membentuk ikatan baru yang
disebut plycyclic aromatic hidrocarbon (PAH) yang banyak dijumpai di daerah
industri dan padat lalu lintas. Bila PAH ini masuk dalam paru-paru akan
menimbulkan luka dan merangsang terbentuknya sel-sel kanker.
6.
Khlorin (Cl2)
Gas Khlorin (
Cl2) adalah gas berwarna hijau dengan bau sangat menyengat. Berat jenis gas
khlorin 2,47 kali berat udara dan 20 kali berat gas hidrogen khlorida yang
toksik. Gas khlorin sangat terkenal sebagai gas beracun yang digunakan pada
perang dunia ke-1.Selain bau yang menyengat gas khlorin dapat menyebabkan
iritasi pada mata saluran pernafasan. Apabila gas khlorin masuk dalam jaringan
paru-paru dan bereaksi dengan ion hidrogen akan dapat membentuk asam khlorida
yang bersifat sangat korosif dan menyebabkan iritasi dan peradangan. Gas
khlorin juga dapat mengalami proses oksidasi dan membebaskan oksigen seperti
pada proses yang terjadi di bawah ini.
7.
Partikulat Debu (TSP)
Pada umumnya ukuran partikulat debu sekitar 5 mikron merupakan
partikulat udara yang dapat langsung masuk ke dalam paru-paru dan mengendap di
alveoli. Keadaan ini bukan berarti bahwa ukuran partikulat yang lebih besar
dari 5 mikron tidak berbahaya, karena partikulat yang lebih besar dapat
mengganggu saluran pernafasan bagian atas dan menyebabkan iritasi.
8.
Timah
Logam berwarna
kelabu keperakan yang amat beracun dalam setiap bentuknya ini merupakan ancaman
yang amat berbahaya bagi anak di bawah usia 6 tahun, yang biasanya mereka telan
dalam bentuk serpihan cat pada dinding rumah. Logam berat ini merusak
kecerdasan, menghambat pertumbuhan, mengurangi kemampuan untuk mendengar dan
memahami bahasa, dan menghilangkan konsentrasi. Zat-zat ini mulai dari asbes
dan logam berat (seperti kadmium, arsenik, mangan, nikel dan zink).
2.6 Solusi dalam mengendalikan
pencemaran Udara Dengan Metode Spray Tower
Dalam menangani
pencemaran yang dilakukan oleh para pabrik-pabrik besar, maka dapat dilakukan
dengan metode Menara Semprot (Spray Tower) yang diletakkan pada cerobong asap
pabrik. Semprot menara atau ruang semprot adalah
bentuk teknologi pengendalian polusi. Spray tower terdiri dari pembuluh
silinder kosong terbuat dari baja atau plastik dan nozel yang menyemprotkan
cairan ke dalam cerobong asap. Aliran gas inlet biasanya memasuki bagian bawah
menara dan bergerak ke atas, sementara cairan disemprotkan ke bawah dari satu
atau lebih tingkat. Aliran gas masuk dan cairan dalam arah yang berlawanan
disebut aliran arus berlawanan.
Gambar 1. Menunjukkan sebuah menara lawan arus-arus semprot khas..
Jenis
teknologi adalah bagian dari kelompok dari polusi udara kontrol kolektif
disebut sebagai scrubber basah. Aliran arus balik mengekspos gas outlet dengan
konsentrasi polutan terendah pada cairan scrubbing segar. Nozel Banyak
ditempatkan di menara pada ketinggian yang berbeda untuk menyemprot semua gas
ketika bergerak ke atas melalui menara. Alasan menggunakan nozel banyak adalah
untuk memaksimalkan jumlah tetesan halus berdampak pada partikel polutan dan
untuk menyediakan luas permukaan yang besar untuk menyerap gas.
Secara
teoritis, semakin kecil tetesan terbentuk, efisiensi pengumpulan yang lebih
tinggi dicapai untuk kedua polutan gas dan partikulat. Namun, tetesan cairan
harus cukup besar untuk tidak dilakukan dari scrubber dengan aliran gas keluar
digosok. Oleh karena itu, menara semprot menggunakan nozel untuk menghasilkan
tetesan yang biasanya 500-1000 m dengan diameter. Meskipun ukurannya kecil,
tetesan ini adalah besar dibandingkan dengan yang dibuat di scrubber venturi
yang 10-50 pM dalam ukuran. Kecepatan gas tetap rendah, 0,3-1,2 m / s (1-4 ft /
s) untuk mencegah tetesan kelebihan dari yang dilakukan menara.
Untuk
mempertahankan kecepatan gas rendah, menara semprot harus lebih besar dari
scrubber lain yang menangani tingkat aliran gas aliran serupa. Masalah lain
yang terjadi di semprot menara adalah bahwa setelah tetesan jatuh jarak pendek,
mereka cenderung menggumpal atau memukul dinding menara. Akibatnya, luas
permukaan cairan total untuk kontak berkurang, mengurangi efisiensi koleksi
scrubber. Selain konfigurasi lawan arus aliran, aliran dalam menara
semprot dapat berupa cocurrent atau crosscurrent di konfigurasi.
Gambar 2.
Aliran semprot menara crosscurrent.
Dalam
cocurrent menara dengan aliran semprot, gas inlet dan aliran cairan ke arah
yang sama. Karena aliran gas tidak "mendorong" terhadap semprotan
cair, kecepatan gas melalui pembuluh lebih tinggi dari arus balik di menara
dengan aliran semprot. Akibatnya, cocurrent menara dengan aliran semprot lebih
kecil dari arus balik aliran semprot menara mengobati jumlah yang sama aliran
gas buang. Dalam crosscurrent menara dengan aliran semprot, juga disebut horisontal-semprot
scrubber, gas dan aliran cairan dalam arah tegak lurus satu sama lain. Pada
gambar 2, gas mengalir horizontal melalui sejumlah bagian semprot. Jumlah dan
kualitas cairan disemprotkan di setiap bagian bisa bervariasi, biasanya dengan
cairan bersih (jika cairan daur ulang yang digunakan) disemprotkan pada set
terakhir dari semprotan.
Pada menara semprot
(spray tower), gas kotor masuk dari bagian dasar akibat adanya tekanan. Gas
membumbung ke atas, sementara dari atas disemprotkan air melalui pipa air yang
dilengkapi dengan sprayer sehingga air yang keluar merupakan butiran-butiran
halus yang memenuhi menara. Karena adanya gaya berat, butiran-butiran air akan
turun sementara gas naik bersama udara. Gas yang terkandung dalam udara
bereaksi dengan air dan turun ke bawah kemudian ditampung dan dialirkan ke
tempat tertentu yang nantinya akan diolah kembali. Udara dan gas yang bersih
keluar melalui cerobong atas.
Menara tower ini mampu
digunakan hingga 3 sampai 4 tahun. Perawatannya pun tidak rumit. Cukup dengan
pengecekan minimal 6 bulan sekali, kemudian dilakukan platting jika ada
tanda-tanda akan terjadi korosi.
Jika mengaitkan antara keberhasilan metode ini
dengan persentase keberhasilannya, maka perlu adanya keterkaitannya dengan
pihak lain, yaitu pemerintah. Dalam hal ini pemerintah telah mengadakan suatu
program yang disebut Clean Air Act. Clean Air Act dibuat oleh
pemerintah dan menambah pajak bagi industri yang melakukan pencemaran udara.
Gambar 3.
Tata penempatan spray tower di dalam cerobong asap.
Menara
semprot adalah perangkat kontrol murah terutama digunakan untuk pengkondisian
gas (pendingin atau pelembab) atau untuk tahap pertama atau penghapusan
partikel gas. Mereka juga digunakan di banyak gas cerobong sistem desulfurisasi
untuk mengurangi penumpukan plugging dan skala oleh polutan. Banyak sistem
scrubbing menggunakan semprotan sebelum atau di dasar scrubber utama untuk
menghilangkan partikel besar yang bisa pasang.
Menara
semprot telah digunakan secara efektif untuk menghilangkan partikel besar dan
gas yang sangat larut. Penurunan tekanan yang melintasi menara yang sangat
rendah - biasanya kurang dari 2,5 cm (1,0 dalam) air, dengan demikian, biaya
operasi scrubber relatif rendah. Namun, biaya pemompaan cairan bisa sangat
tinggi.
Menara
Semprot dibangun dalam berbagai ukuran - yang kecil untuk menangani gas kecil
mengalir dari 0,05 m³ / s (106 ft ³ / min) atau kurang, dan yang besar untuk
menangani arus knalpot besar 50 m³ / s (106.000 m³ / menit) atau lebih besar .
Karena kecepatan gas yang rendah diperlukan, unit menangani tingkat aliran gas
besar cenderung besar ukurannya. Karakteristik operasi dari menara semprot
disajikan pada Tabel 1.
Karakteristik
Spray Tower
|
|||||
Polutan
|
Penurunan
Tekanan (Δp)
|
Cair ke Gas
rasio (L/G)
|
Cair ke Inlet
tekanan (PL)
|
Removal
efisiensi
|
Aplikasi
|
Gas
|
1.3-7.6 cm
air
|
0.07–2.70
l/m³ (0.5-20 gal/1,000 ft³)
|
70–2800 kPa
|
50-90% +
(efisiensi tinggi hanya saat gas sangat mudah larut)
|
Pertambangan,
Industri
Kimia, Proses
industri
Boiler dan
Incinerator
Besi dan Industri
baja
|
Partikel
|
0.5-3.0 di
dalam air
|
5 gal / 1.000
ft ³ adalah normal;> 10 saat menggunakan semprotan tekanan
|
10–400 psig
|
2–8 µm
diameter
|
Menara
semprot dapat digunakan untuk penyerapan gas, tetapi mereka tidak seefektif
dikemas atau menara piring. Menara semprot dapat sangat efektif dalam
menghilangkan polutan jika polutan yang sangat larut atau jika reagen kimia
ditambahkan ke cairan.
Misalnya,
menara semprot digunakan untuk menghilangkan gas HCl dari knalpot ekor gas
dalam pembuatan asam klorida. Dalam produksi superfosfat digunakan dalam pupuk
manufaktur, SiF4 dan gas HF yang dilepaskan dari berbagai titik dalam proses.
Menara semprot telah digunakan untuk menghilangkan senyawa ini sangat larut.
Menara semprot juga digunakan untuk menghilangkan bau di makan tulang dan lemak
industri manufaktur dengan menggosok gas buang dengan larutan KMnO4.
Karena kemampuan mereka
untuk menangani volume gas besar di atmosfer korosif, menara semprot juga
digunakan dalam sejumlah gas cerobong sistem desulfurisasi sebagai tahap
pertama atau kedua dalam proses penghapusan polutan. Dalam sebuah menara
semprot, penyerapan dapat ditingkatkan dengan mengurangi ukuran tetesan cair
dan / atau meningkatkan rasio cair ke gas (L / G). Namun, untuk mencapai salah
satu dari ini, kenaikan kedua daya yang dikonsumsi dan biaya operasi
diperlukan. Selain itu, ukuran fisik dari menara semprot akan membatasi jumlah
cairan dan ukuran tetesan yang dapat digunakan.
Sebenarnya masih
banyak metode-metode lain yang dapat digunakan dalam menangani kasus ini, namun
menara air ini adalah suatu solusi yang cocok untuk diterapkan di Indonesia,
karena menara semprot atau spray tower merupakan metode dengan biaya yang
ekonomis, mengingat bahwa Negara kita termasuk negara yang sedang berkembang.
1. Bahan pembuat tabung spray
tower adalah logam yang tahan terhadapa suhu panas yang tinggi. Logam
yang biasa digunakan adalah logam besi yang dilapisi oleh logam anti karat
seperti tembaga.
2. Alat
tersebut ditempatkan tepat pada dicerobong asap, dilakukan pengecekkan selama 6
bulan sekali, dan melakukan plating (pelapisan besi) jika terjadi korosi.
3. Pada menara semprot
(spray tower), gas kotor masuk dari bagian dasar akibat adanya tekanan. Gas
membumbung ke atas, sementara dari atas disemprotkan air melalui pipa air yang
dilengkapi dengan sprayer sehingga air yang keluar merupakan butiran-butiran
halus yang memenuhi menara. Karena adanya gaya berat, butiran-butiran air akan
turun sementara gas naik bersama udara. Gas yang terkandung dalam udara
bereaksi dengan air dan turun ke bawah kemudian ditampung dan dialirkan ke
tempat tertentu yang nantinya akan diolah kembali. Udara dan gas yang bersih
keluar melalui cerobong atas.
4. Tidak,
karena air buangan digunakan kembali sebagai air penyemprot yang sebelumnya
telah di destilasi.
5. Air
sebagai pelarut yang sangat baik, sehingga tidak perlu bantuan untuk bereaksi
dengan gas-gas limbah buangan pabrik. Air yang digunakan untuk spray tower
bertekanan tinggi dan berupa partikel-partikel kecil sehingga gas dapat dengan
mudah diikat oleh partikel air. Sehingga limbah gas dapat berkurang.
6. Alat
ini dapat tahan 3 sampai 4 tahun dengan rutin melakukan pengecekkan selama 6
bulan sekali, dan melakukan planting untuk mencegah terjadinya korosi. Dan
melakukan penggantian alat yang telah aus.
7. Pemerintah
telah mengeluarkan beberapa aturan dan udang-undang yang mengatur dan membatasi
keluaran zat-zat sisa pabrik yang berbahaya dan mencemari lingkungan. Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya Dan Beracun.
8. 75%
sampai dengan 90% tingkat kepercayaan terhadap air yang keluar dari
cerobong tersebut bersih untuk digunakan kembali karena telah didestilasi.
2.7 Upaya Pengolahan Limbah Pabrik Semen
Di
banding sektor industri yang lain, industri semen relatif tidak menghasilkan
limbah cair mengingat penggunaan teknologi berbasis proses kering dalam
pembuatan semen, tidak menyertakan penggunaan air. Hanya sebagian kecil saja
air limbah yang dihasilkan dalam bentuk air limpasan dari proses pendinginan,
yang dialirkan kembali ke empat penampungan melalui mekanisme sirkulasi
tertutup untuk kemudian digunakan kembali.
Pada
dasarnya limbah padat bukan B3 yang dihasilkan terdiri dari tiga jenis, yakni
material rusak, sampah domestik, dan barang-barang avfal (rusak atau bekas
pakai). Material rusak adalah material dari proses produksi pembuatan semen
yang gagal, sehingga pengelolaannya dilaksanakan dengan cara pemanfaatan kembali
melalui proses daur ulang. Untuk limbah yang tergolong B3 yang umumnya
berbentuk pelumas bekas, memiliki prosedur penanganan dan pengelolaan yang
ketat. Sebagian besar pelumas bekas dikelola dengan pemanfaatan kembali untuk
pelumasan peralatan pabrik, yang tidak memerlukan minyak pelumas berkualitas
bagus dalam prosedur perawatan/ pemeliharaan. Sedangkan pelumas bekas yang
tidak dapat digunakan kembali dan grease atau minyak gemuk bekas pakai, akan
dicampur dengan oil sludge untuk dibakar dan digunakan sebagai alternatif bahan
bakar.
Hal yang perlu dilakukan
untuk menanggulangi pencemaran yang diakibatkan oleh aktivitas pabrik semen
yaitu adanya kesadran dari masyarakat itu sendiri dan upaya pemilik industry
serta pemerintah dalam mengatasi dampak akibat aktivitas industri semen. Dalam mengatasi limbah
hasil industry, kita harus mengetahui jenis limbah yang akan kita tangani.
Untuk limbah dari industry pabrik semen limbahnya berupa limbah gas. Limbah
seperti ini dapat ditanggulangi dengan cara diminimalisasi. Artinya pihak
perusahaan atau pabrik lebih memberlakukan bahan-bahan yang berpotensi
menghasilkan limbah non ekonomis dengan meminimalisasi penggunaannya atau
memberikan zat yang mampu menetralisasi munculnya limbah yang melimpah ruah. Selain itu, kesadaran
manusia untuk menanggulangi limbah hasil industry sangat penting. Para pemilik
serta pengolah industry adalah pihak pertama yang seharusnya memiliki kesadaran
tersebut tanpa kesadaran dari mereka limbah hasil industri tidak akan berkurang
begitu saja. Berbagai tindakan dan upaya perlu dilakukan agar pabrik-pabrik di
Negara kita bisa menghasilkan produk yang berkualitas tinggi tanpa
menimbulkan limbah yang berbahaya bagi masyarakat serta lingkungan sekitar.
BAB 3
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dalam penjelasan
atas Undang-Undang nomor 23 tahun 1997 tentang pengelolaan Lingkungan
Hidup disebutkan bahwa arah pembangunan jangka panjang Indonesia adalah
pembangunan ekonomi dengan bertumpukan pada pembangunan industri yang diantaranya
menggunakan berbagai jenis bahan kimia dan zat radioaktif. Hal yang perlu
dilakukan untuk menanggulangi pencemaran yang diakibatkan oleh aktivitas pabrik
semen yaitu adanya kesadran dari masyarakat itu sendiri dan upaya pemilik
industry serta pemerintah dalam mengatasi dampak akibat aktivitas industri
semen.
Dalam mengatasi
limbah hasil industry, kita harus mengetahui jenis limbah yang akan kita
tangani. Untuk limbah dari industry pabrik semen limbahnya berupa limbah gas.
Limbah seperti ini dapat ditanggulangi dengan cara diminimalisasi. Artinya
pihak perusahaan atau pabrik lebih memberlakukan bahan-bahan yang berpotensi
menghasilkan limbah non ekonomis dengan meminimalisasi penggunaannya atau
memberikan zat yang mampu menetralisasi munculnya limbah yang melimpah ruah.
Selain itu, kesadaran manusia
untuk menanggulangi limbah hasil industry sangat penting. Para pemilik serta
pengolah industry adalah pihak pertama yang seharusnya memiliki kesadaran
tersebut tanpa kesadaran dari mereka limbah hasil industri tidak akan berkurang
begitu saja. Berbagai tindakan dan upaya perlu dilakukan agar pabrik-pabrik di
Negara kita bisa menghasilkan produk yang berkualitas tinggi tanpa
menimbulkan limbah yang berbahaya bagi masyarakat serta lingkungan sekitar.
Tetapi upaya pemerintah saat ini
masih kurang, sehingga masih banyak pemilik industry melakukan pembuangan
limbah sewenang-wenang. Oleh karena itu, pemilik industry bisa dengan segera
melakukan penaggulangan limbah dengan benar mulai dari sekarang.
DAFTAR
PUSTAKA
Bethea, M. Robert. 1978.
Air Pollution Control Tecnology. New York: Van Nostrand.
Copper, C. David and
Alley, F. C. 1986. Air Pollution Control A Design Approach 2nd Edition.
Maveland Press Inc, Illinois. Reinhold Company.
Huboyo, H. S. dan
Budihardjo, M. A. 2008. Pencemaran Udara. Semarang: Universitas Diponegoro
Muhammadah, S. A. 2011.
Polusi dan Dampaknya. Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang.
Mycock, John C.,et al.
1995. Air Pollution Control Engineering and Technology.
CRC Press Inc. Novika, S.
2011. Kandungan Udara di Kota Medan. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Yanuar, H. dan
Karnoto. 2012. Pemicuan Metode Intermitent Energization Pada Rawmill Electrostatic Precipitator PT
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Plant 9. Semarang: Universitas Diponegoro
http://csrsemengresik.com/the-environment/waste-management-and-treatment/
http://www.SemenGresik.com
izin copy kakak
BalasHapusApabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan solusi Chemical yang tepat kepada Anda,mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.Harga
BalasHapusTerjangkau
Cost saving
Solusi
Penawaran spesial
Hemat biaya Energi dan listrik
Mengurangi mikroba & menghilangkan lumut
Salam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
1.
Coagulan, nutrisi dan bakteri
Flokulan
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Garment wash
Eco Loundry
Paper Chemical
Textile Chemical
Degreaser & Floor Cleaner Plant
2.
Oli industri
Oli Hydrolik (penggunaan untuk segala jenis Hydrolik)
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
3.
Other Chemical
RO Chemical
Hand sanitizer
Disinfectant
Evaporator
Oli Grease
Karung
Synthetic PAO.. GENLUBRIC VG 68 C-PAO
Zinc oxide
Thinner
Macam 2 lem
Alat-alat listrik
Packaging
Pallet
CAT COLD GALVANIZE COMPOUND K 404 CG
Almunium