Posted by : Maggie DL
Senin, 04 Januari 2016
MAKALAH TEKNOLOGI KARET
DISUSUN OLEH
MAGGIE DARLENE LAUTAMA
1407113363
TEKNIK KIMIA S1 – C
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2015
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur saya
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya
sehingga saya
berhasil menyelesaikan makalah ini dengan judul “Teknologi Pengolahan
Karet”.
Saya menyadari bahwa Makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir
kata, saya
sampaikan terima kasih kepada semua sumber
yang telah menjadi
panduan saya dalam penyusunan makalah
ini dari awal sampai akhir. Semoga makalah ini selalu bermanfaat bagi semua pihak.
Pekanbaru, 24 Oktober 2015
Penyusun,
Maggie
Darlene Lautama
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG.................................................................................... 1
1.2
RUMUSAN
MASALAH................................................................................ 1
1.3
TUJUAN.......................................................................................................... 1
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
TANAMAN KARET...................................................................................... 2
2.2
JENIS-JENIS KARET
2.2.1 Karet Alam.............................................................................................. 3
2.2.2
Karet Sintesis.......................................................................................... 4
2.3 SEJARAH INDUSTRI KARET................................................................... 4
2.4 INDUSTRI BARANG KARET.................................................................... 7
2.5 PROSES PENGOLAHAN KARET
2.5.1
Penerimaan Lateks Kebun..................................................................... 12
2.5.2
Pengenceran.......................................................................................... 12
2.5.3
Pembekuan............................................................................................ 13
2.6 PROSES PENGGILINGAN KOAGULUM
MENJADI SHEET........... 14
2.7 PROSES PENGASAPAN SHEET.............................................................. 14
2.8 PROSES SORTASI....................................................................................... 14
2.9 PENGUJIAN BARANG KARET.............................................................. 15
BAB
III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN............................................................................................. 16
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................................. 17
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Karet merupakan salah satu bahan
alam yang sangat berperan penting dalam kehidupan sekarang ini. 80% barang yang kita gunakan dalam sehari-hari merupakan barang
yang bahan dasarnya karet. Pada dasarnya karet diperoleh dari tumbuhan pohon
karet yang kemudian diolah melalui berbagai cara sehingga menghasilkan produk
yang kita gunakan saat ini. Proses pengolahan karet sangat di pengaruhi oleh
kualitas bahan baku karet yang di olah, mesin-mesin yang digunakan, proses
pengolahan, sumber daya manusia dan kondisi lingkungan pabrik, sehinga di
perlukan pembuatan standar operasional prosedur (SOP) pengolahan karet sebagai
standar tatacara kerja, proses pengolahan terbaik yang menjamin konsistensi
mutu yang berlaku untuk semua pabrik karet.
1.2
RUMUSAN
MASALAH
a.
Apa yang dimaksud karet?
b.
Bagaimana
cara pengolahan karet?
c. Apa saja hasil akhir dari pengolahan
karet?
1.3 TUJUAN
a.
Untuk mengetahui mengenai karet
b.
Untuk mengetahui cara pengolahan karet
c.
Untuk mengetahui hasil akhir dari
pengolahan karet
BAB
II
LANDASAN TEORI
2.1 TANAMAN KARET
Tanaman
karet berasal dari bahasa latin yaitu Hevea
braziliensis. Tanaman karet mula-mula ditemukan di lembah sungai Amazone
(Brazil). Tanaman karet dapat tumbuh tinggi dan berbatang cukup
besar. Tinggi pohon dewasa dapat mencapai 15-25 meter. Batangnya biasanya
tumbuh lurus dan memiliki percabangan diatas. Daun karet terdiri dari tangkai
daun utama dan tangkai anak daun. Panjang tangkai anak daun utama 3-20 cm.
panjang tangkai anak daun 3-10 cm dan pada ujungnya terdapat kelenjar. Anak
daun berbentuk eliptis, memanjaang dengan ujung meruncing, tepinya rata dan
gundul. Biji karet terdapat dalam setiap ruang buah. Jumlah biji biasanya ada 3-6
buah sesuai dengan jumlah ruang. Ukuran biji besar dan memiliki kulit yang
keras. Warnanya coklat kehitaman dan bercak-bercak berpola yang khas. Tanaman
karet adalah tanaman dikotil sehingga memiliki akar tunggang.
Secara lengkap, struktur botani tanaman
karet adalah :
a.
Divisi : Spermatophyta
b.
Sub Divisi : Angiospermae
c.
Kelas Dicotyledonae
d.
Ordo : Euphorbiales
e.
Family : Euphobiaceae
f.
Genus : Hevea
g.
Species : Hevea braziliensis
Tanaman karet ini apabika
digores/disayat pada kulit batangnya akan mengeluarkan cairan pekat berwarna
putih yang disebut lateks. Lateks ini akan kering dan menggumpal apabila dibiarkan lebih dari 2 jam.
Pohon karet ini baru boleh dipanen (diambil lateksnya) setelah berusia 5 tahun
dan memiliki usia produktif 25 sampai 30 tahun. Lateks inilah yang selanjutkan
akan diolah menjadi bentuk baru (Produk barang jadi). Lateks yang masih dalam
bentuk cairan menjadi bahan baku produk seperti balon karet, mainan, permen
karet, sarung tangan karet, kondom dan lain-lain. Sedangkan lateks yang sudah
kering disebut kompo dapat diubah menjadi bahan baku ban mobil, conveyor belt,
karet pelindung pada bodi mobil dan lain-lain.
2.2 JENIS-JENIS KARET
2.2.1 Karet Alam
Karet
alam mempunyai sifat daya elastisitas dan daya lentur yang baik, plastis dan
tidak mudah panas, dan tidak murah retak, berbagai jenis karet alam yaitu :
a. Bahan Olah Karet
Bahan olah karet yaitu bahan mentah yang
digunakan untuk pengolahan di pabrik. Terdiri dari lateks kebun, lembar angin,
lapisan (slab) tipis, gumpalan (lumb) segar. Semuanya berasal langsung
dari pohon karet atau telah mengalami proses pengolahan yang minimal oleh
penyadap.
b. Karet Alam Konvensional
Karet
yang telah diolah dari bahan lateks alami. Secara garis besar terdiri atas 2
golongan yaitu lembaran (sheet) dan
lembaran tebal (crepe). Karet alam
konvensional terbagi atas beberapa jenis seperti Ribbed Smoked Sheet (RSS),
White Creep and Pale Creep, Estate Brown Crepe, Compo Crepe, Thin Brown Crepe
Remills, Thick Blanket Crepe Amber, Plat
Bark Crepe, Pure Smoked Blanket Crepe, Off Crepe.
c. Lateks Pekat
Bahan untuk pembuatan
barang yang tipis dan bermutu tinggi.
d. Karet Bongkah
Berasal dari karet remah yang dikeringkan dan di kilang
menjadi bandela-bandela dengan ukuran yang ditentukan.
e. Karet
Spesifikasi Teknis (Crumb Rubber)
Karet
yang dibuat secara khusus. Sehingga mutu teknisnya terjamin yang penetapannya
didasarkan pada sifat-sifat teknis. Karet
ini dikemas dalam bongkahan kecil dengan berat dan ukuran seragam.
f. Karet Ban (Tyre Rubber)
Karet
setengah jadi, sehingga bisa langsung digunakan oleh konsumen, seperti untuk
membuat ban.
g. Karet Reklaim (Reclaimed Rubber)
Karet yang didaur ulang dari karet bekas, seperti bekas
roda-roda karet berjalan pabrik, bekas ban mobil. Kelebihan karet ini adalah
daya lekatnya bagus, kokoh, awet dan tahan lama, relatif lebih tahan terhadap
bensin dan minyak pelumas dibandingkan karet alam yang baru dibuat.
Kekurangannya adalah kurang kenyal dan kurang tahan gesekan.
2.2.2
Karet Sintesis
Karet sintesis
terdiri atas 2 macam yaitu karet sintesis untuk kegunaan umum seperti SBR (Styrene Butadiene Rubber), BR
(Butadiene Rubber), atau PR
(Polybutadiene Rubber), IR (Isoprene Rubber) dan karet sintesis untuk
kegunaan khusus seperti karet yang memiliki ketahanan terhadap minyak,
oksidasi, panas atau sihu tinggi dan kedap gas diantaranya IIR (Isobutene Isoprene Rubber), NBR (Nytrite Butadine Rubber), CR
(Chloroprene Rubber), dan EPR (Etylene
Propylene Rubber).
Kelebihan karet sintesis dibandingkan karet alam yaitu
tahan minyak karena karet ini banyak digunakan untuk pembuatan pipa karet untuk
minyak dan bensin, seal, gasket. Karet CR mempunyai kelebihan tahan api, untuk
pembuatan pipa karet pembungkus kabel, seal,
gasket, sabuk/ban berjalan. Jenis IR yang tahan gas digunakan untuk campuran
pembuatan ban kendaraan bermotor, pembalut kabel listrik, serta pelapis tangki
penyimpan minyak atau lemak.
2.3 SEJARAH INDUSTRI KARET
Pada dasarnya karet bisa berasal
dari alam yaitu dari getah pohon karet (latex), maupun produksi manusia
(sintetis). Saat pohon karet dilukai, maka getah yang dihasilkan akan jauh
lebih banyak. Saat ini Asia menjadi sumber karet alami. Awal mulanya karet hanya
hidup di Amerika Selatan, namun sekarang sudah berhasil dikembangkan di Asia
Tenggara. Kehadiran karet di Asia Tenggara berkat jasa dari Henry Wickham. saat
ini, negara-negara Asia menghasilkan 93% produksi karet alam, yang terbesar
adalah Thailand, Indonesia, dan Malaysia. Karet sintetik berkembang sejak
berakhirnya perang dunia kedua tahun 1945. Saat ini lebih dari 20 jenis karet
sintetik terdapat di pasaran dunia. Sifat-sifat, spesial karakteristik dan
harga karet sangat bervariasi. Pengetahuan tentang keuntungan dan kekurangan
karet sangat membantu dalam pemilihan karet termurah dan cocok dengan
spesifikasi penggunaannya.
Sebelum perang dunia
kedua, hanya karet alam tersedia dalam jumlah besar di pasaran dunia. Dengan
berkembangnya kebutuhan manusia seiiring dengan berkembangnya pengetahuan,
sangat dirasakan keterbatasan dari karet alam, antara lain tidak tahan pada
suhu tinggi. Pengembangan karet sintetik sesudah perang dunia kedua lebih
banyak ditujukan untuk memperoleh karet yang sifat-sifatnya tidak dimiliki oleh
karet alam, antara lain karet tahan minyak, karet tahan panas, dll
Karet alam adalah jenis karet pertama yang dibuat sepatu. Sesudah penemuan proses vulkanisasi yang membuat karet menjadi tahan terhadap cuaca dan tidak larut dalam minyak, maka karet mulai digemari sebagai bahan dasar dalam pembuatan berbagai macam alat untuk keperluan dalam rumah ataupun pemakaian di luar rumah seperti sol sepatu dan bahkan sepatu yang semuanya terbuat dari bahan karet.
Struktur dasar karet alam adalah rantai linear unit isoprene (C5H8) yang berat molekul rata-ratanya tersebar antara 10.000 - 400.000. Sifat mekanik yang baik dari karet alam menyebabkannya dapat digunakan untuk berbagai keperluan umum seperti sol sepatu dan telapak ban kendaraan. Pada suhu kamar, karet tidak berbentuk kristal padat dan juga tidak berbentuk cairan. Perbedaan karet dengan benda lain, tampak nyata pada sifat yang lembut, fleksibel dan elastis. Sifat ini memberi kesan bahwa karet alam adalah suatu bahan semi cairan alami atau cairan yang kekentalannya sangat tinggi. Namun begitu, sifat mekaniknya menyerupai kulit binatang sehingga harus dimodifikasi untuk memutus rantai molekulnya. Proses mastikasi ini mengurangi keliatan atau viskositas karet alam sehingga akan memudahkan proses selanjutnya saat bahan-bahan lain ditambahkan. Banyak sifat karet alam yang memberikan keuntungan atau kemudahan dalam proses pengerjaan dan pemakaian, baik dalam bentuk karet atau kompon maupun dalam bentuk vulkanisat. Dalam bentuk bahan mentah, karet alam sangat disukai karena mudah menggulung pada roll sewaktu diproses dengan Open mill/ penggiling terbuka dan dapat mudah bercampur dengan berbagai bahan yang diperlukan dalam pembuatan kompo.
Karet alam adalah jenis karet pertama yang dibuat sepatu. Sesudah penemuan proses vulkanisasi yang membuat karet menjadi tahan terhadap cuaca dan tidak larut dalam minyak, maka karet mulai digemari sebagai bahan dasar dalam pembuatan berbagai macam alat untuk keperluan dalam rumah ataupun pemakaian di luar rumah seperti sol sepatu dan bahkan sepatu yang semuanya terbuat dari bahan karet.
Struktur dasar karet alam adalah rantai linear unit isoprene (C5H8) yang berat molekul rata-ratanya tersebar antara 10.000 - 400.000. Sifat mekanik yang baik dari karet alam menyebabkannya dapat digunakan untuk berbagai keperluan umum seperti sol sepatu dan telapak ban kendaraan. Pada suhu kamar, karet tidak berbentuk kristal padat dan juga tidak berbentuk cairan. Perbedaan karet dengan benda lain, tampak nyata pada sifat yang lembut, fleksibel dan elastis. Sifat ini memberi kesan bahwa karet alam adalah suatu bahan semi cairan alami atau cairan yang kekentalannya sangat tinggi. Namun begitu, sifat mekaniknya menyerupai kulit binatang sehingga harus dimodifikasi untuk memutus rantai molekulnya. Proses mastikasi ini mengurangi keliatan atau viskositas karet alam sehingga akan memudahkan proses selanjutnya saat bahan-bahan lain ditambahkan. Banyak sifat karet alam yang memberikan keuntungan atau kemudahan dalam proses pengerjaan dan pemakaian, baik dalam bentuk karet atau kompon maupun dalam bentuk vulkanisat. Dalam bentuk bahan mentah, karet alam sangat disukai karena mudah menggulung pada roll sewaktu diproses dengan Open mill/ penggiling terbuka dan dapat mudah bercampur dengan berbagai bahan yang diperlukan dalam pembuatan kompo.
Dalam
bentuk kompo, karet alam sangat mudah dilengketkan satu sama lain sehingga
sangat disukai dalam pembuatan barang-barang yang perlu dilapis-lapiskan
sebelum vulkanisasi dilakukan. Keunggulan daya lengket inilah yang menyebabkan
karet alam sulit disaingi oleh karet sintetik dalam pembuatan karkas untuk ban
radial ataupun dalam pembuatan sol karet yang sepatunya diproduksi dengan cara
vulkanisasi langsung. Pemanfaatan karet alam di luar industri ban kendaraan
masih relative kecil, yakni kurang dari 30 persen. Selain itu industri karet di
luar ban umumnya dalam skala kecil atau menengah. Sementara itu industry
berbasis lateks pada saat ini nampaknya belum berkembang karena banyak
menghadapi kendala. Kendala utama adalah rendahnya daya saing produkproduk
industri lateks Indonesia bila dibandingkan dengan produsen lain terutama
Malaysia. Industri kecil menengah barang jadi karet secara umum masih
memerlukan pembinaan dalam pengembangan usahanya. Industri barang jadi karet
dibangun atas sekumpulan usaha/perusahaan yang bergerak dalam penyediaan bahan
baku utama karet alam/sintetik, bahan bantu dan pembuat cetakan (molding) serta
ditunjang beberapa institusi pendukung yang bergerak dalam bidang jasa
penelitian dan pengembangan, regulasi, perdagangan, angkutan, keuangan dan jasa
lainnya.
Dalam operasionalnya, pengrajin industri kecil barang jadi karet menjalin hubungan secara interpersonal dengan usaha lainnya baik dalam pengadaan bahan baku maupun dalam sistem pemasarannya. Dalam pengadaan bahan baku, pengrajin industri kecil barang jadi karet terutama menjalin hubungan secara informal dengan pabrik kompon sebagai bahan baku utama. Hal ini dilakukan karena industri kecil belum memiliki kemampuan membuat kompon. Demikian juga dalam pemasaran produk. pengrajin industri kecil barang jadi karet biasanya menjadi vendor dari suatu perusahaan besar seperti pabrik otomotif atau pabrik elektronik, menjual ke toko secara langsung atau menggunakan pedagang perantara. Seringkali industri kecil ini beroperasi dengan mengadalkan pesanan (captive market). Industri kecil barang jadi karet pada umumnya dikelola dalam bentuk industri rumah tangga secara informal. Pengrajin barang jadi karet, dalam operasional usahanya berjalan secara soliter, dalam arti hampir tidak terjadi interaksi antar pengrajin. Pengrajin pada umumnya tidak berminat dan menganggap tidak ada manfaatnya tergabung dalam asosiasi atau koperasi.
Pengrajin barang jadi karet menggunakan teknologi yang sangat sederhana, yakni tertumpu pada proses pencetakan dan vulkanisasi (pemasakan) pada kompon yang dibeli dari perusahaan pembuat kompon. Dengan demikian seluruh pengrajin barang jadi karet sama sekali tidak berhubungan dengan teknologi kompon (compounding). Vulkanisasi menggunakan panas yang bersumber dari kompor tradisional. Suhu untuk pemasakan dan lama waktu pemasakan benar-benar didasarkan atas pengalaman yang dilakukan secara berulang-ulang sehingga didapatkan parameter suhu dan waktu pemasakan yang dianggapnya paling tepat. Mutu produk barang jadi karet yang dihasilkan yang diamati secara visual. Produk barang jadi karet yang dihasilkan oleh para pengrajin dapat sampai ketangan konsumen melalui tiga saluran utama yakni melalui mitra, broker (pengorder) atau melalui kedua saluran tersebut di atas. Mitra pengrajin dalam sistem pemasaran produk barang jadi karet pada umumnya adalah perusahaan pengadaan suku cadang untuk industri elektronik dan otomotif dari merek-merek terkenal. Kerjasama dengan mitra dilakukan secara informal atas dasar saling percaya tanpa adanya suatu ikatan kontrak formal. Harga barang karet untuk suatu komponen tertentu dijual ke konsumen akhir oleh mitra. setelah dikemas merek terkenal, dengan harga berlipat dari harga jual di tingkat pengrajin.
Dalam operasionalnya, pengrajin industri kecil barang jadi karet menjalin hubungan secara interpersonal dengan usaha lainnya baik dalam pengadaan bahan baku maupun dalam sistem pemasarannya. Dalam pengadaan bahan baku, pengrajin industri kecil barang jadi karet terutama menjalin hubungan secara informal dengan pabrik kompon sebagai bahan baku utama. Hal ini dilakukan karena industri kecil belum memiliki kemampuan membuat kompon. Demikian juga dalam pemasaran produk. pengrajin industri kecil barang jadi karet biasanya menjadi vendor dari suatu perusahaan besar seperti pabrik otomotif atau pabrik elektronik, menjual ke toko secara langsung atau menggunakan pedagang perantara. Seringkali industri kecil ini beroperasi dengan mengadalkan pesanan (captive market). Industri kecil barang jadi karet pada umumnya dikelola dalam bentuk industri rumah tangga secara informal. Pengrajin barang jadi karet, dalam operasional usahanya berjalan secara soliter, dalam arti hampir tidak terjadi interaksi antar pengrajin. Pengrajin pada umumnya tidak berminat dan menganggap tidak ada manfaatnya tergabung dalam asosiasi atau koperasi.
Pengrajin barang jadi karet menggunakan teknologi yang sangat sederhana, yakni tertumpu pada proses pencetakan dan vulkanisasi (pemasakan) pada kompon yang dibeli dari perusahaan pembuat kompon. Dengan demikian seluruh pengrajin barang jadi karet sama sekali tidak berhubungan dengan teknologi kompon (compounding). Vulkanisasi menggunakan panas yang bersumber dari kompor tradisional. Suhu untuk pemasakan dan lama waktu pemasakan benar-benar didasarkan atas pengalaman yang dilakukan secara berulang-ulang sehingga didapatkan parameter suhu dan waktu pemasakan yang dianggapnya paling tepat. Mutu produk barang jadi karet yang dihasilkan yang diamati secara visual. Produk barang jadi karet yang dihasilkan oleh para pengrajin dapat sampai ketangan konsumen melalui tiga saluran utama yakni melalui mitra, broker (pengorder) atau melalui kedua saluran tersebut di atas. Mitra pengrajin dalam sistem pemasaran produk barang jadi karet pada umumnya adalah perusahaan pengadaan suku cadang untuk industri elektronik dan otomotif dari merek-merek terkenal. Kerjasama dengan mitra dilakukan secara informal atas dasar saling percaya tanpa adanya suatu ikatan kontrak formal. Harga barang karet untuk suatu komponen tertentu dijual ke konsumen akhir oleh mitra. setelah dikemas merek terkenal, dengan harga berlipat dari harga jual di tingkat pengrajin.
2.4 INDUSTRI BARANG KARET
Karet alam maupun karet sintetik tidak dipergunakan dalam
keadaan mentah, antara lain karena tidak kuat dan sebagian mudah teroksidasi.
Selanjutnya karet mentah mengalami perubahan bentuk yang tetap bila ditarik
atau ditekan, yaitu tidak bisa kembali kebentuk semula. Dengan kata lain karet
mentah tidak elastis.
Karet yang tidak elastis cenderung sulit untuk
dimanfaatkan lebih jauh, oleh karena itu karet mentah harus terlebih dahulu
diproses dengan perlakuan-perlakuan tertentu serta penambahan bahan-bahan kimia
tertentu untuk memperoleh suatu kompo. Kompo merupakan campuran karet
dengan bahan-bahan kimia yang mempunyai komposisi tertentu dengan cara
pencampuran digiling pada suhu tertentu, kompo karet dapat dibuat pada mesin
giling 2 rol atau pada mesin pencampur tertutup (Banbury mixer, Internal
mixer).
Pembuatan kompo
karet adalah ilmu dan seni untuk menyeleksi dan mencampur jenis karet mantah
dan jenis-jenis bahan kimia karet, sehingga diperoleh kompo karet yang setelah
dimasak, dapat dihasilkan barang jadi karet dengan sifat-sifat fisik yang
dibutuhkan. Pada pembuatan kompo karet ada 3 faktor yang perlu diperhatikan,
yaitu sifat kompo, karakteristk pengolahan dan harga. Kompo karet selain karet mentah pada umumnya mengandung 8 atau
lebih jenis bahan kimia karet. Setiap jenis bahan tersebut memiliki fungsi
spesifik dan mempunyai pengaruh terhadap sifat, karakteristik pengolahan dan
harga dari kompon karetnya, bahan kimia tersebut adalah:
Bahan Pemvulkanisasi
Bahan Pemvulkanisasi
Bahan kimia yang
dapat bereaksi dengan gugus aktif pada molekul karet membentuk ikatan silang
tiga dimensi. Bahan pemvulkanisasi yang pertama dan paling umum digunakan
adalah belerang(sulfur), khusus digunakan untuk memvulkanisasi karet alam atau
karet sintetis jenis SBR, NBR, BR, IR, dan EPDM.
Bahan Pencepat
Bahan Pencepat
Digunakan dalam
jumlah sedikit bersama dengan belerang untuk mempercepat reaksi vulkanisasi.
Bahan pencepat yang digunakan dapat berupa satu atau kombinasi dari dua atau
lebih jenis pencepat. Pencepat dikelompokkan berdasarkan fungsinya ada 2 yaitu
pencepat primer : Thiazol (semicepat) : MBT, MBTS dan Sulfenamida (cepat-ditunda)
: CBS dan pencepat sekunder : Guanidine (sedang) : DPG, DOTG ;Thiuram (sangat cepat): TMT, TMTD ;Dithiokarbonat
(sangat cepat): ZDC; Dithiofosfat (cepat): ZBPP
Bahan Penggiat
Penggiat
yang paling umum digunakan adalah kombinasi antara ZnO dengan asamstearat.
Bahan Antidegradant
Bahan Antidegradant
Bahan kimia yang berungsi sebagai anti ozonan dan anti oksidan,
yang melindungi barang jadi karet dari pengusangan dan meningkatkan usia
penggunaanya. Contoh : wax (anti ozonan), senyawa amina dan senyawa turuna
fenol (ionol).
Bahan Pengisi
Bahan Pengisi
Bahan
pengisi ditambahkan kedalam kompon karet dalam jumlah yang cukup besar dengan
tujuan untuk meningkatkan sifat fisik, memperbaiki karakteristik pengolahan
tertentu dan menekan biaya. Bahan pengisi dibagi dalam dua golongan besar yaitu
bahan pengisi yang bersifat penguat, contoh carbon black, silica, dan silikat
serta bahan pengisi yang bukan penguat, contoh CaCO3, kaolin, BaSO4 dan
sebagainya.
Bahan Pelunak (Softener)
Bahan Pelunak (Softener)
Bahan
untuk melunakkan karet mentah agar mudah diolah menjadi kompon karet. Jenis bahan
pelunak antara lain jenis aromatic, naftenik, parafinik,ester, dsb.
Bahan Kimia Tambahan
Bahan Kimia Tambahan
Bahan
ini ditambahkan kedalam kompo karet dengan tujuan tertentu dan sesuai kebutuhan,
seperti bahan pewarna, bahan
penghambat, bahan pewangi, bahan peniup, bahan bantu olah
(homogenizer, peptizer, senyawa pendispersi, tackifier, dsb).
Pada
penyusunan formulasi kompo yang paling penting adalah menetukan jenis atau
campuran karet mentah. Kemudian ditentukan jenis bahan pengisi. Setelah itu
ditentukan sistim vukanisasinya kombinasi bahan pemvulkanisasi, bahan pencepat
dan penggiat. Terkahir ditentukan bahan-bahan kimia tambahan yang diperlukan
sesuai dengan kebutuhan tergantung jenis proses selanjutnya dan barang yang
akan dibuat.
Pada proses pencampuran kompon karet biasanya menggunakan alat pencampur (mixer) dapat berupa internal mixer (mesin giling tertutup) atau mesin giling terbuka (open mill). Alat yang paling sederhana adalah mesin giling terbuka yang terdiri dari dua rol keras dan permukaanya licin. Kecepatan berputar kedua rol berbeda (penggilangan dengan friksi). Lebar celah diatara dua rol dapat diatur dan disesuaikan dengan banyaknya kompon dan keadaan kompon, sebelum proses pencampuran, karet mentah terlebih dahulu dilunakkan yang disebut dengan proses mastikasi yang bertujuan untuk mengubah karet padat dan keras menjadi lunak (viskositas berkurang) agar proses pencampuran dengan bahan kimia mneghasilkan dispersion yang merata (homogen). Pencampuran dimulai setelah karet menjadi plastis dan suhu rol hangat. Celah dua rol (nip) diatur sedemikian rupa sampai diperoleh tumpukan material diatas rol yang disebut bank, kemudian bahan kimia bentuk serbuk segera ditambahkan kecuali belerang. Penggulungan dan pemotongan juga dilakukan. Penambahan bahan pengisi dilakukan sedikit demi sedikit. Langkah terkahir adalah pemasukan belerang.
Pada proses pencampuran kompon karet biasanya menggunakan alat pencampur (mixer) dapat berupa internal mixer (mesin giling tertutup) atau mesin giling terbuka (open mill). Alat yang paling sederhana adalah mesin giling terbuka yang terdiri dari dua rol keras dan permukaanya licin. Kecepatan berputar kedua rol berbeda (penggilangan dengan friksi). Lebar celah diatara dua rol dapat diatur dan disesuaikan dengan banyaknya kompon dan keadaan kompon, sebelum proses pencampuran, karet mentah terlebih dahulu dilunakkan yang disebut dengan proses mastikasi yang bertujuan untuk mengubah karet padat dan keras menjadi lunak (viskositas berkurang) agar proses pencampuran dengan bahan kimia mneghasilkan dispersion yang merata (homogen). Pencampuran dimulai setelah karet menjadi plastis dan suhu rol hangat. Celah dua rol (nip) diatur sedemikian rupa sampai diperoleh tumpukan material diatas rol yang disebut bank, kemudian bahan kimia bentuk serbuk segera ditambahkan kecuali belerang. Penggulungan dan pemotongan juga dilakukan. Penambahan bahan pengisi dilakukan sedikit demi sedikit. Langkah terkahir adalah pemasukan belerang.
Setelah semua bahan kimia tercampur, kompon karet yang
dihasilkan dipotong dan dikeluarkan dari gilingan, kemudian dimasukkan gilingan
lagi untuk dibentuk menjadi bentuk lembaran dengan ketebalan sesuai dengan
kebutuhan. Setelah tahap pembuatan kompo selesai tahap selanjutnya untuk
membuat barang karet adalah tahap pemberian bentuk dan proses vulkanisasi
(pematangan). Proses pemberian bentuk adalah salah
satu cara pemberian bentuk terhadap kompon karet adalah dengan cara cetak tekan
(pres moulding) dimana kompon karet dibentuk dalam acuan (cetakan) dan
sekaligus dimasak dalam mesin kempa vulkanisasi (pres vulkanisasi). Pada mesin
kempa vulaknisasi tunggal terapat satu pasang plat tebal datar yaitu plat atas
dan bawah. Kedua plat datar tersebut pada bagian dalamnya terdapat alur yang
dapat dialirkan uap jenuh atau dipasang elemen listrik sebagai sumber panas.
Plat atas tidak dapat bergerak, sedang plat bawah dipasang pada kempa hirolik
sehingga sehingga dapat digerakkan keatas kebawah. Dengan memompa minyak dari
tangki minyak kedalam silinder hidrolik, maka plat bawah akan ditekan keatas.
Tekanan minyak dapat mencapai 100-150 kg/cm2. sebaliknya dengan mengeluarkan
minyak dari selinder kempa hidrolik, kempa bawah akan kembali turun.
Pada mesin kompa vulkanisasi, kompon karet diberi bentuk
dan divukanisasi pada mesin yang sama. Proses vulkanisasi adalah proses
pemasakan karet mentah menjadi vulkanisat. Vulkanisasi merupakan proses
irreversible (tidak dapat balik) yang menggabungkan rantai-rantai molekul karet
secara kimiawi dengan molekul belerang membentuk ikatan tiga dimensi. Sehingga
karet mentah yang semula plastis setelah vulaknisasi berubah menjadi elastis,
kuat dan ulet. Salah satu syarat yang harus dimiliki karet agar dapat
divulaknisasi dengan belerang adalah memiliki ikatan rangkap pada rantai
utamanya. Sistim vulkanisasi belerang yang dipercepat dapat diterapkan untuk
jenis-jenis karet yang memiliki ikatan rangkap yaitu: Untuk keperluan umum: karet alam
(NR), Isoprene Rubber (IR), Polibutadiene Rubber (BR) dan karet
stiren/butadiene Rubber (SBR); Untuk keperluan
khusus : Karet Nitril (NBR), Karet Butil (IIR), Karet Bromo Butyl (BIIR),
Chlorobutil (CIIR) dan Karet Ethylene Propylene Diene Monomer (EPDM).
Vulkanisasi karet alam biasanya dilakukan pada suhu
sekitar 1500C dan suhu lebih tinggi (1550C-1600C) untuk karet sintetis (SBR dan
IIR). Untuk memperoleh vulkanisat yang dapat matang sempurna yaitu yang
memiliki sifat fisika optimum, maka kompon karet dalam cetakan harus dikempa
(ditekan) pada tekanan, suhu dan waktu vulkanisasi tertentu.
Sifat-sifat mekanik yang baik dari karet alam
menyebabkannya dapat digunakan untuk berbagai keperluan umum seperti sol sepatu
dan telapak ban kendaraan. Pada suhu kamar, karet tidak berbentuk Kristal padat
dan juga tidak berbentuk cairan. Perbedaan karet dengan benda-benda lain,
tampak nyata pada sifat karet yang lembut, fleksibel dan elastis. Sifat-sifat
ini memberi kesan bahwa karet alam adalah suatu bahan semi cairan alamiah atau
suatu cairan dengan kekentalan yang sangat tinggi. Namun begitu, sifat-sifat
mekaniknya menyerupai kulit binatang sehingga harus dimastikasi untuk memutus
rantai molekulnya agar menjadi lebih pendek. Proses mastikasi ini mengurangi
keliatan atau viskositas karet alam sehingga akan memudahkan proses selanjutnya
saat bahan-bahan lain ditambahkan. Banyak sifat-sifat karet alam ini yang dapat
memberikan keuntungan atau kemudahan dalam proses pengerjaan dan pemakaiannya,
baik dalam bentuk karet atau kompon maupun dalam bentuk vulkanisat.
Dalam bentuk bahan mentah, karet alam sangat disukai
karena mudah menggulung pada roll sewaktu diproses dengan open mill/penggiling
terbuka dan dapat mudah bercampur dengan berbagai bahan-bahan yang diperlukan
di dalam pembuatan kompon. Dalam bentuk kompon, karet alam sangat mudah
dilengketkan satu sama lain sehingga sangat disukai dalam pembuatan
barang-barang yang perlu dilapis-lapiskan sebelum vulkanisasi dilakukan.
Keunggulan daya lengket inilah yang menyebabkan karet alam sulit disaingi oleh
karet sintetik dalam pembuatan karkas untuk ban radial ataupun dalam pembuatan
sol karet yang sepatunya diproduksi dengan cara vulkanisasi langsung.
Vulkanisasi karet alam sangat baik dalam hal-hal
berikut:Kepegasan pantul, Tegangan putus, Ketahanan sobek dan
kikis, Fleksibilitas pada suhu rendah, Daya lengket ke fabric atau logam
2.5 PROSES
PENGOLAHAN KARET
2.5.1 Penerimaan
Lateks Kebun
Tahap awal
dalam pengolahan karet adalah penerimaan lateks kebun dari pohon karet yang
telah disadap. Lateks pada mangkuk sadap dikumpulkan dalam suatu tempat
kemudian disaring untuk memisahkan kotoran serta bagian lateks yang telah
mengalami prakoagulasi. Setelah proses penerimaan selesai, lateks kemudian
dialirkan ke dalam bak koagulasi untuk proses pengenceran dengan air yang
bertujuan untuk menyeragamkan Kadar Karet Kering.
2.5.2 Pengenceran
Tujuan pengenceran adalah untuk memudahkan penyaringan
kotoran serta menyeragamkan kadar karet kering sehingga cara pengolahan dan mutunya
dapat dijaga tetap. Pengenceran
dapat dilakukan dengan penambahan air yang bersih dan tidak mengandung unsur
logam, pH air antara 5.8-8.0, kesadahan air maks. 6 serta kadar bikarbonat
tidak melebihi 0.03 %. Pengenceran dilakukan hingga KKK mencapai 12-15 %.
Lateks dari tangki penerimaan dialirkan melalui talang dengan terlebih dahulu
disaring menggunakan saringan aluminium Pedoman Teknis Pengolahan Karet Sit
Yang Diasap (Ribbed Smoked Sit). Lateks yang telah dibekukan dalam bentuk
lembaran-lembaran (koagulum).
2.5.3 Pembekuan
Pembekuan
lateks dilakukan di dalam bak koagulasi dengan menambahkan zat koagulan yang
bersifat asam. Pada umunya digunakan larutan asam format/asam semut atau asam
asetat /asam cuka dengan konsentrasi 1-2% ke dalam lateks dengan dosis 4 ml/kg
karet kering Dasar Pengolahan Karet. Jumlah tersebut dapat diperbesar jika di
dalam lateks telah ditambahkan zat antikoagulan sebelumnya. Penggunaan asam
semut didasarkan pada kemampuannya yang cukup baik dalam menurunkan pH lateks
serta harga yang cukup terjangkau bagi petani karet dibandingkan bahan koagulan
asam lainnya. Tujuan dari penambahan asam adalah untuk menurunkan pH lateks
pada titik isoelektriknya sehingga lateks akan membeku atau berkoagulasi, yaitu
pada pH antara 4.5-4.7. Asam dalam hal ini ion H+ akan bereaksi dengan ion OH-
pada protein dan senyawa lainnya untuk menetralkan muatan listrik sehingga
terjadi koagulasi pada lateks.
Penambahan
larutan asam diikuti dengan pengadukan agar tercampur ke dalam lateks secara
merata serta membantu mempercepat proses pembekuan. Pengadukan dilakukan dengan
6-10 kali maju dan mundur secara perlahan untuk mencegah terbentuknya gelembung
udara yang dapat mempegaruhi mutu sit yang dihasilkan. Kecepatan penggumpalan
dapat diatur dengan mengubah perbandingan lateks, air dan asam sehingga
diperoleh hasil bekuan atau disebut juga koagulum yang bersih dan kuat. Lateks
akan membeku setelah 40 menit. Proses selanjutnya ialah pemasangan plat
penyekat yang berfungsi untuk membentuk koagulum dalam lembaran yang seragam.
2.6 PROSES PENGGILINGAN KOAGULUM MENJADI SHEET
Penggilingan
dilakuan setelah proses pembekuan selesai. Hasil bekuan atau koagulum digiling
untuk mengeluarkan kandungan air, mengeluarkan sebagian serum, membilas,
membentuk lembaran tipis dan memberi garis pada lembaran. Untuk memperoleh
lembaran sit, koagulum digiling dengan beberapa gilingan rol licin, rol
belimbing dan rol motif (batik). Setelah digiling, sheet dicuci kembali dengan
air bersih untuk menghindari permukaan yang berlemak akibat penggunaan bahan
kimia, membersihkan kotoran yang masih melekat serta menghindari agar sheet
tidak menjadi lengket saat penirisan. Koagulum yang telah digiling kemudian
ditiriskan diruang terbuka dan terlindung dari sinar matahari selama 1-2 jam.
Tujuan
penirisan adalah untuk mengurangi kandungan air di dalam lembaran sheet sebelum
proses pengasapan. Penirisan tidak boleh terlalu lama untuk menghindari
terjadinya cacat pada sheet yang dihasilkan, misalnya timbul warna yang seperti
karat akibat teroksidasi. Penirisan dilakukan pada tempat teduh dan terlindung dari
sinar matahari.
2.7 PROSES PENGASAPAN SHEET
Sheet yang sudah
melalui penirisan kemudian dilakukan proses pengasan didalam kamar asap sampai
matang. Sheet yang telah matang dari kamar asap diturunkan
kemudian ditimbang dan dicatat dalam arsip produksi.
2.8
PROSES SORTASI
Proses sortasi dilakukan secara visual berdasrkan warna,
kotoran, gelembung udara, jamur dan kehalusan gilingan yang mengacu pada
standard yang terdapat pada SNI 06-0001-1987. Secara umum sit diklasifikasikan
dalam mutu RSS 1, RSS 2, RSS 3, RSS 4, RSS 5 dan Cutting. Cutting merupakan
potongan dari lembaran yang terlihat masih mentah, atau terdapat gelembung
udara hanya pada sebagian kecil, sehingga dapat digunting.
2.9
PENGUJIAN
BARANG KARET
Untuk mendapatkan barang karet dengan mutu yang baik,
perlu dilakukan analisis karet beserta bahan kimia yang digunakan sebagai
addiftiv dalam pembuatan kompon karet, baik terhadap barang karet yang belum
divulkanisasi maupun yang sudah divulkanisasi.
Analisis barang karet dapat dilakukan berupa pengujian
sifat fisika dan analisis kimia, analisis kimia yang dilkukan meliputi analisis
jenis bahan dan analisis jumlah setiap bahan yang terdapat dalam barang karet.
Sedangkan analisis fisika meliputi uji ketebalan, kuat tarik, kekerasan,
perpanjangan putus, ketahanan sobek, bobot jenis, ketahanan kikis, ketahanan
retak lentur dan organoleptis. Analisis jenis bahan yang digunakan bertujuan untuk
memberikan informasi mengenai jenis karet, bahan pelunak, bahan pengisi, bahan
pencepat, antioksidan dan bahan kimia karet lainnya. Analisis jumlah memberikan informasi tentang komposisi bahan
utama penyusun barang karet yaitu karet, serta bahan pelunak, karbon black, abu
dan ekstrak acetone. Hasil analisis dapat digunakan sebagai dasar perkiraan
dalam pembuatan barang karet atau yang lebih baik.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Karet adalah suatu
produk yang berasal dari alam yaitu dari getah pohon karet (latex), maupun
produksi manusia (sintetis). Karet diolah dengan berbagai proses sehingga
diperoleh berbagai produk yang sering kita temui dan sering digunakan di kehidupan sekarang ini.
80% barang-barang keperluan seluruh manusia di muka bumi berasal dari bahan
dasar karet. Karet juga terdiri dari berbagai macam jenis. Sebelum karet dapat
digunakan oleh manusia, karet diolah dengan berbagai cara. Setelah karet
diolah karet juga diuji terlebih dahulu sebelum diperjual belikan dan digunakan
oleh manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1982. “Standar International untuk Mutu dan
Kemasan Karet Alam. Jakarta : Departemen Perdagangan dan Koperasi.
Anonim.
2014. “Proses Pengolahan Karet Crumb Rubber”. https://sites.google.com/site/gapoktanpetanikaretrakyat/classroom-news/proses-pen
golahan -karet-crumb-rubber. Diakses Sabtu 24 Oktober 2015.
Anonim. “Teknologi Pengolahan Karet Crumb Rubber”. http://elnuhacenter.yolasite.com/reso
urces/karet/TEKNOLOGI%20PENGOLAHAN%20KARET%20CRUMB%20RUBBER.pptx. Diakses Sabtu 24
Oktober 2015.
Abednego JG. 1989. “Pengolahan Karet Crepe”. Bogor : Balai Penelitian
Perkebunan.
Nurazizah,
Ulfa. 2013. “Proses Pengolahan Karet”. http://rafhaulfa.blogspot.co.id/2013/
05/contoh-makalah-pengolahan-karet-proses.html. Diakses Sabtu 24 Oktober 2015.
Panca
Wardanu, Adha. 2010. “Teknologi Pengolahan Karet”. https://apwardhanu.word
press.com/politeknik-ketapang/teknologi-pengolahan-karet/. Diakses Sabtu 24
Oktober 2015.
Rahmawati, Irma. 2011. “Industri Karet dan
Pengolahannya”. http://irizlovely.blogspot.co.id/
2011/08/industri-karet-dan-pengolahannya.html. Diakses Sabtu 24 Oktober 2015.
Untung, Ony. 1996. “Peremajaan Karet Ala
Goodyear”. Trubus no 324.
MAAF MAKALAHNYA BOLEH SAYA COPAS KAN.
BalasHapusyupz
HapusApabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.
BalasHapusSalam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri
Rust remover
Oli Grease
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.
BalasHapusSalam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri
Rust remover
Oli Grease