- Home>
- fat splitting , oleokimia >
- Fat Splitting
Posted by : Maggie DL
Senin, 19 Juni 2017
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Permintaan akan
produk oleokimia yang sangat tinggi. Hal ini dapat dimaklumi karena
produkoleokimia mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan produk petrokimia,
seperti harga, sumber yang dapatdiperbaharui dan produk yang ramah lingkungan.Pada saat ini
industri oleokimia masih berbasis kepada minyak / trigliserida sebagai bahan
bakunya. Hal ini terjadikarena secara umum, para pengusaha masih ragu untuk
terjun secara langsung ke industri oleokimia. Masih sangat jarang dijumpai
sebuah industri yang mengolah bahan baku langsung menjadi bahan kimia tanpa
melalui trigliserida.Padahal secara ekonomi dan teknik, banyak produk dari
bahan alami yang bisa diolah langsung dari bahan nabatitanpa melalui
trigliserida.
Gambar 1.1 Bagan Alir Produksi Oleokimia Secara Umum
Produksi oleokimia dasar yang telah
dilakukan dalam industri adalah melalui proses termik (menggunakan suhu 250oC
dan tekanan sekitar 50 atm), yaitu melalui proses pemecahan lemak (fat
splitting), esterifikasi, transesterifikasi dan hidrogenasi. Proses
tersebut memerlukan energi tinggi serta investasi peralatan yang mahal dan mutu
produk yang dihasilkan tidak terlalu baik ditinjau dari warna danbaunya sebagai
akibat proses panas tersebut.
Dalam makalah ini dibahas empat metode
/ proses pemecahan lemak yaitu proses Twitchell, proses autoclave batch, proses
kontinu, dan proses secara ezimatis.Selain keempat metode pemecahan lemak
diatas,karena keempat metode digunakan pada skala lab,maka untuk skala besar digunakan
metode colgate emery,yaitu dengan memanfaatkan uap dari suhu tunggu tinggi
yaitu 523K dengan tekanan tinggi 5 x 106 dengan kapasitas produksi
5000 pound/jam,prinsip kerja nya pada proses metode ini hampir sama dengan
proses reaksi dasarnya.
1.2 TujuanPenulisan
Tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui beberapa metode dalam
pemecahan lemak. Selain itu, makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata
kuliah Proses Industri Petro dan Oleokimia.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 MinyakAtauLemak
Minyakataulemak secara umum merupakan trigliserida yang mengandung
gliseroldan asam lemak baik jenuh maupun tidak jenuh.Dalam industrioleokimia, dengan
proseskimia struktur minyak tersebut dipecah menjadistruktur lain seperti asam
lemak, gliserol,metil ester asam lemak dan juga alkohol lemak.
Lemakadalah ester dari gliserol dengan asam-asam
karboksilat suku tinggi. Asam penyusun lemak disebut asam lemak. Pada
lemak, satu molekul gliserol mengikat tiga molekul asam lemak, oleh karena itu
lemak adalah suatutrigliserida.
Struktur umum molekul lemak seperti terlihat pada ilustrasi dibawah ini:
Gambar 2.1StrukturUmumMolekulLemak
Padarumusstrukturlemak di atas, R1–COOH, R2–COOH, dan
R3–COOH adalahmolekulasamlemak yang terikatpadagliserol.Namalazimdarilemakadalahtrigliserida.
Molekullemakterbentukdarigliseroldantigaasamlemak.Olehkarenaitu,
penggolonganlemaklebihdidasarkanpadajenisasamlemakpenyusunnya.Berdasarkanjenisikatannya,
asamlemakdikelompokkanmenjadidua, yaitu:
1. Asam lemak jenuh
Asam lemak yang semua ikatan atom karbon pada rantai
karbonnya berupa ikatan tunggal (jenuh).
Contoh: asam laurat, asam palmitat, dan asam stearat.
2. Asam lemak tak jenuh
Asam lemak yang mengandung ikatan
rangkap pada rantai karbonnya.
Contoh: asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat
2.2 Proses PemecahanLemak (Fat Splitting)
Fat Splitting menurut bahasa berarti pemecahan lemak. Sedangkan secara definisi berarti
proses pemecahan lemak atau minyak (trigliserida) menjadi Fatty Acid (asam lemak) serta gliserin sebagai produk samping, dengan menggunakan air (proses hidrolisa)atau menggunakan enzim. Secara tersirat dapat diketahui
reaktan pada proses ini adalah minyak (crude palm oil, palm kernel oil, serta
coconut oil) atau lemak yang sudah di kilang untuk pembersihan.
Adapun kegunaan
dari proses “pemecahan lemak” ini adalah untuk menghasilkan asam lemak dan
gliserin sebagai produk samping. Sebagaimana kita ketahui bersama kedua produk
ini memiliki nilai jual lebih.Adapun asam lemak dapat juga dikatakan “basic oleochemical” terpenting, pada
industri oleochemical asam lemak digunakan sebagai materi awal untuk sabun,
medium-chain trigliserida, polyol ester, alkanoamida, dan sebagainya.
Dalam pohon industri oleochemical, dapat kita lihatproses
fat splitting merupakan tahap awal perkembangan industri oleokimia. Proses fat
splitting dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu jenis hydrolisa dan enzimatik,
walaupun pada beberapa literatur dijelaskan proses enzimatik merupakan bagian
dari proses fat splitting secara hidrolisa. Dan pada bagian selanjutnya akan
dijelaskan:
a.
proses
twitchell
b.
proses batch
autoklav
c.
proses kontinu
d.
enzimatik
Gambar 2.2 Ilustrasi Fat Splitting
Reaksinya
dijelaskan menurut persamaan.
Gambar 2.3ReaksiTrigliseridaDengan
Air
Fat splitting merupakan
reaksiessensial yang berlangsung pada tahapan sebagai berikut:
Asam lemak radikal berpindah tempat dari trigliserida satu kali dari tri ke
di ke mono. Pemecahan yang tidak sempurna akan menghasilkan monogliserida,
digliserida, dan mungkin juga masih berbentuk trigliserida. Semenjak proses
inisiasi, reaksi berjalan lamban, terbatas oleh kelarutan air di dalam fasa
minyak. Pada tahapan kedua, prosedur reaksi mulai bergerak cepat, karena
peningkatan kelarutan air pada fasa minyak. Pada tahap akhir ditandai dengan
dimishing rata-rata reaksi sebagai asam lemak dan gliserin sebagai produk kondisi equilibrium. Dapat di lihat pada ilustrasi berikut:
Gambar 2.4Mekanisme reaksi Fat Splitting
Pemecahan lemak
merupakan reaksi yang reversibel, pada titik equilibrium nilai hidrolisis dan
reesterifikasi adalah setimbang. Gliserin sebagai produk harus ditarik keluar secara kontinu, sebagai usaha untuk menghindari terjadinya
reesterifikasi yang berlebihan.
Meningkatkan
suhu dan tekanan akan mempercepat reaksi karena akan meningkatkan kelarutan air
di dalam fasa minyak, dan untuk meningkatkan energi aktifasi. Temperatur pada
bagian partikel akan menimbulkan efek yang signifikan. Menaikkan suhu dan
temperatur (misal dari 150 – 220°C akan meningkatkan kelarutan air 2 sampai 3 kali lipat.Presentasi asam
mineral yang kecil seperti asam sulfat atau oksida logam (seperti Zn dan
Magnesium Clorida) meningkatkan reaksi pemecahan. Oksida logam adalah katalis
sebenarnya. Ia juga berperan dalam formasi dan proses emulsi.
2.3 Macam-Macam Proses PemecahanLemak
1.
Proses Twitchell
Proses
twitchell adalah proses yang mula-mula dikembangkan pada pemisahan lemak.
Proses ini masih menggunakan cara yang sederhana karena murah serta kemudahan
dari instalasi dan operasi. Tetapi proses ini membutuhkan energi yang besar dan
kualitas produk yang rendah. Proses pemisahan menggunakan reagen Twitchell dan
H2SO4 sebagai katalis dalam hidrolisis. Reagennya adalah
campuran dari oleic atau asam lainnya dengan naptalen tersulfonasi.
Operasi
terjadi dalam suatu wooden lead-lined
atau tong tahan asam. Kandungan yang terdiri dari air yang jumlahnya ± ½ dari
lemak, H2SO4 1-2 %, dan reagen Twitchell 0,75-1,25 %
dipanaskan sampai mendidih pada tekanan atmosfer selama 36-48 jam menggunakan
steam terbuka. Proses biasanya diulangi dua sampai empat kali, fasa tiap tahap
menghasilkan larutan gliserin dan air. Pada tahap akhir, air ditambahkan dan
campuran dipanaskan kembali hingga mendidih guna mencuci asam yang tertinggal.
Pada periode reaksi yang panjang, steam yang
dibutuhkan menjadi tinggi dan diskolorisasi asam lemak tidak merata sehingga
pemakaian proses ini tidak menguntungkan.
Gambar 2.5Proses Twitchell
2.
Proses Batch Autoklav
Proses
ini adalah metode komersial yang membutuhkan waktu yang cukup lama dalam
pemisahan. Asam yang disediakan harus dalam jumlah yang cukup banyak untuk
menghasilkan zat ligh-clored. Proses
ini lebih cepat dibandingkan dengan proses Twitchell, butuh waktu selama 6-10
jam sampai selesai. Pemisahan menggunakan katalis zinc, Mg atau kalsium oksida.
Dari semua katalis yang paling aktif adalah zinc. Sekitar 2-4 % katalis
digunakan dan sejumlah dari serbuk zinc ditambahkan untuk meningkatkan warna
dari asam lemak.
Autoclave
merupakan silnder yang tinggi, dengan diameter 1220-1829 mm dan tinggi 6-12 m
dibuat dari alloy yang tahan terhadap korosi (corrosion-resistant alloy) dan terlindungi secara penuh.
Penginjeksian steam menyebabkan terjadinya pengadukan, meskipun pada beberapa
kondisi digunakan mesin pengaduk.
Dalam
operasi, autoclave diisi dengan lemak dan air yang jumlahnya (sekitar ± ½ dari
lemak) dan katalis. Steam dihembuskan guna menggantikan udara terlarut dan
autoclave ditutup. Steam yang digunakan untuk menaikkan tekanan sampai 1135 kPa
dan diinjeksikan secara kontiniu, sementara sebagian kecil kisi-kisi menjaga
agitasi dan tekanan operasi. Konversi dapat dicapai lebih dari 95% setelah 6-10
jam.
Isi
dari autoclave dipindahkan ke tangki, dimana terbentuk asam lemak dibagian atas
dan gliserin pada bagian bawah. Asam lemak yang terbentuk ditambahkan asam
mineral untuk memisahkan kandungan sabun dan selanjutnya dilakukan pencucian
kembali guna memisahkan sisa asam mineral.
Gambar 2.6Proses Autoclave Batch
3.
Proses Kontinu
Proses
kontinu merupakan proses pemisahan lemak dengan menggunakan suhu dan tekanan
yang tinggi. Proses pemisahan asam lemak lebih dikenal dengan proses Coltage-Emery, merupakan metode yang
paling efisien dalam hidrolisis lemak. Suhu dan tekanan tinggi dipergunakan
untuk mempercepat waktu reaksi. Aliran counter current dipenuhkan oleh minyak
dan air guna menghasilkan suatu derajat pemisahan yang maksimal tanpa
memerlukan katalis.
Menara
pemisah merupakan bagian utama dari proses ini. Kebanyakan dari menara pemisah
mempunyai konfigurasi sama dan dioperasikan dengan cara yang sama. Tergantung
dari kapasitas, menara bisa berkapasitas pad diameter 508-1220 mm dengan tinggi
18-25 m dan terbuat dari bahan tahan korosi seperti baja stainless 316 atau
campuran logam yang dirancang untuk beroperasi pada tekanan sekitar 5000 kPa.
Gambar2.7Single-stage
countercurrent splitting
Gambar 2.7 menunjukkan suatu rancangan Single-stage Countercurrent splitting,
lemak terdegradasi pada sebuah cincin
sparge bagian tengah sekitar 1 meter dari dasar dengan sebuah pompa
bertekanan tinggi. Air terdapat pada bagian atas dengan perbandingan 0-50% dari
berat lemak. Temperatur pemisahan yang tinggi (250-260 oC) cukup menjamin
penghancuran fase air pada minyak.
Volume kosong menara digunakan sebagai tempat reaksi.
Lemak mentah lewat sebagai fase yang saling bersentuhan dari dasar atas menara,
sementara cairan lebih berat mengalir turun sebagai fase terdispersi dalam
bentuk campuran lemak dan asam. Derajat pemisahan dapat dicapai hingga 99%.
Proses kontinu countercurrent tekanan tinggi memecah lemak dan minyak dengan
lebih efisien dari pada proses lain dengan lama reaksi 2-3 jam.
Konsumsiutilitasuntuk per ton umpanadalah
:
Steam (6000 kPa) 190 kg
Air pendingin (20oC) 3 m3
Energi elektrik 10
kWj
Air
proses 0,6 m3
4.
Enzimatik
Lemakdanminyakdapatdihidrolisisdenganenzimalami.Pemecahanlemakdenganenzimtelahdilakukanmelaluipercobaan.Tetapisaatiniprosesnyatidakbegitudianggappentingkarenabiayanya
yang mahaldanwaktureaksinya yang
lama.Pemecahanlemakdanminyaksecaraenzimatisoleh lipase dari Candida Rugosa,
Aspergilusniger, danRhizopusArrhizustelahdipelajaripada range temperatur 26-40oCdenganperiode
48-72 jam denganhasilpemecahankira-kira 98%.
Gambar 2.8 Proses Pemecahan Lemak
Perbandingan Beberapa Proses Fat Splitting
|
Twitchell
|
Batch Autoklav
|
Kontinu Counter-current dari P&G
|
Enzimatik
|
Suhu °C
|
100-105
|
150-175 atau
240
|
250
|
26-46
|
Tekanan
|
|
5.2-10.0 atau
2.9-3.1
|
|
|
Katalis
|
Asamalkil,
aril sulfonat dan asam sikloalifatik, dipakai bersama-sama dengan asam sulfat
sebanyak 0.7-1.25%
|
Seng, kalsium,
atau magnesium oksida 1-2%, atau tanpa katalis
|
Optional
|
Lipase dari
candida rugosa, aspergilus niger
Dan rizopus
arrhizus
|
Waktu, h
|
12-48
|
5-10 atau 2-4
|
2-3
|
48-72
|
Metode operasi
|
Batch
|
Batch
|
Kontinu
|
|
Perolehan
|
35-98%
larutan
gliserol 5-15% bergantung jumlah tahap dan jenis lemak
|
85-95%
larutan
gliserol 10-15% tergantung pada jumlah tahap dan jenis lemak
|
97-99%
larutan
gliserol 10-25% tergantung jenis lemak
|
98%
|
Keuntungan
|
-
suhu dan tekanan
rendah
-
bisa untuk skala lab.
-
Investasi awal
relatif ringan
|
- dapat diadaptasi untuk skala kecil
- investasi awal lebih murah daripada kontinu proses
- lebih cepat dari pada twitchell proses
|
-
tidak butuh ruang
luas
-
kualitas produk
seragam
-
perolehan lebih
tinggi
-
konsentrasi lebih
tinggi
-
biaya murah untuk
operasi
-
karena otomatis,
pengendaliannya mudah
|
Perolehan
tinggi dan lebih ramah lingkungan hidup
|
Kelemahan
|
-
penanganan katalis
butuh waktu lama
-
stok bahan baku
kurang bagus, terpaksa di rafinasi, agar tidak teracuni oleh katalis
-
konsumsi steam tinggi
-
cenderung bewarna
gelap
-
lebih dari 1 tahap
untuk perolehan tinggi
-
pengendalian manual
-
biaya tenaga kerja
tinggi
|
-
Investasi awal agak
tinggi
-
Penanganan katalis
-
Waktu reaksi lebih
lama dari pada kontinu proses
-
Biaya tenaga kerja
tinggi
-
Perlu lebih dari satu
tahap untuk hasil yang baik
|
-
investasi awal tinggi
-
suhu dan tekanan
tinggi
-
tingkat penanganan
yang dibutuhkan tinggi
|
Waktu yang
lama diikuti investasi biologi mahal
|
2.4 Uraian Proses
Pada prinsipnya pembuatan pemisahan
lemak ini terbagi menjadi beberapa tahap :
1. tahap degumming
2. tahap hidrolisa
3. fatty acid distilation
and fractionation opertion
4. tahap penguapan
Gambar
2.9 Tahap
proses
Degumming merupakan proses
pemisahan getah (gum), yaitu lendir yang terdiri dari phospotida, protein
residu, karbohidrat, air, resin, lechitin, dimana bahan-bahan tersebut
merupakan bahan impuritis yang dapat mengganggu proses-proses selanjutnya.
Misalnya lechitin pada suhu tinggi dapat menghasilkan warna gelap.
Biasanya
proses ini dilakukan dengan cara dehidrasi gum dengan injeksi asam pospat
sehingga kotoran terbentuk mudah lepas dari minyak, kemudian disusul dengan
proses sentrifugasi minyak yang telah di degumming, selanjutnya dihidrolisa
pada reaktor hidrolisa.
Hidrolisa
lemak atau minyak untuk menghasilkan asam lemak dan gliserol dilakuakan dengan
merasakan air bertekanan dengan minyak atau lemak pada menara splitting. Minyak
dan air secara kontinu di alirkan ke splitting yang beroperasi pada suhu 250oc
dan tekanan 50 atm. Gliserol dapat larut dalam air sedangkan asam lemak tidak
larut, sehingga trigliserida terikat bersama asam lemak merupakan bagian atas
dari produk di menara splitting. Sedangkan gliserol dan air berada di bottom
menara. Reaksi yang terjadi bersifat endotermis (memerlukan panas).
Selanjutnya
produk gliserol yang masih mengandung sebagian besar air dilakuakan pemisahan
dengan cara penguapan menggunakan evaporator yang merupakan unit operasi dimana
gliserol dipisahkan dari komponen campurannya yaitu air. Hasil dari unit
pemisahan ini diperkirakan menghasilkan produk gliserol 90,9%.
Selanjutnyadilakukandistilasidanoperasifraksionasi.
Asamlemak yang dihasilkandibersihkandandipisahkandenganpenyulingandanfraksinasi
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.
Fat splitting (pemecahan lemak) adalah proses
pemecahanlemakdenganreaksihidrolisaantara air
danminyakmenghasilkangliseroldanasamlemak .
2.
Proses pemecahan lemak (fat splitting) ada empat macam yaitu
proses Twitchell, proses Autoclave Batch, proses Kontinu, dan proses secara
Enzimatis
3.
Proses Twitchell merupakan proses yang
paling sederhana pada pemecahan lemak dan masih digunakan dalam skala kecil
karena biayanya yang murah dan pengoperasian yang mudah. Namun, waktu reaksinya
lama dan konsumsi steam-nya tinggi
4.
Proses Autoclave-Batch merupakan metode
komersial paling tua yang digunakan untuk pemecahan lemak tingkat tinggi, waktu
reaksinya lebih cepat daripada proses Twitchell. Namun, dibandingkan dengan
proses Kontinu lebih lambat
5.
Proses Kontinu merupakan proses yang
paling efisien dalam metoda hidrolisis lemak, menghasilkan konversi yang paling
tinggi diantara semua proses fat
splitting dengan waktu reaksi yang singkat.
6.
Proses secara enzimatis memanfaatkan
enzim lipase dari mikroorganisme sebagai biokatalisator bagi reaksi penguraian
minyak atau lemak (hidrolisis) menjadi gliserin asam-asam lemak murni tersebut,
maka asam lemak hasil hidrolisis tersebut difraksinasi dengan cara destilasi
7.
Pemilihan proses dipertimbangkan
berdasarkan : konversi produk yang tinggi, waktu reaksi lebih singkat, dan
biaya operasi yang lebih murah
8.
Berdasarkan kriteria pemilihan proses
di atas, maka proses kontinu adalah proses yang paling baik untuk diterapkan dalam
proses pemecahan lemak yang paling efektif dan efisien
DAFTAR PUSTAKA
menambah pengetahuan sekali blognya kak thx
BalasHapusEMI