• Posted by : Maggie DL Senin, 19 Juni 2017



    MAKALAH PETRO DAN OLEOKIMIA
    “METIL ESTER”

    OLEH :
    KELOMPOK 2

    FITRIANI                               (1407110030)
    FUTHANUL WEWE             (1407114583)
    LENI TRIANI                        (1407112363)
    MAGGIE DARLENE L        (1407113363)
     M. ADRIAN TANJUNG      (1407114621)
    TANTRI WILINDA J           (1407120358)
    TENGKU URAI ANI            (1407123109)


    PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA S1
    FAKULTAS TEKNIK
    UNIVERSITAS RIAU
    PEKANBARU
    2016
    KATA PENGANTAR

    Puji syukur  kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul Metil Ester” ini dapat terselesaikan.
    Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Pengantar Industri Petrokimia dan Oleokimia yang mana telah banyak  memberikan arahan sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik, demikian juga kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini.
    Penyusun menyadari dalam menulis makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu diharapkan  kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan penulisan makalah ini.


    Pekanbaru, 06 Oktober 2016



    Penyusun











    DAFTAR ISI


                                                                                                                        Halaman
    COVER ...........................................................................................................    i
    KATA PENGANTAR.....................................................................................    ii
    DAFTAR ISI....................................................................................................    iii
    BAB I.     PENDAHULUAN
                     1.1. Latar Belakang..........................................................................    4        
                     1.2. Tujuan.......................................................................................    4        
    BAB II.   ISI
                     2.1. Metil Ester ................................................................................    5        
                     2.2. Bahan Baku Pembuatan Metil Ester.........................................    5        
                         2.2.1. Sumber Minyak Nabati .....................................................    5        
                         2.2.2. Alkohol .............................................................................    6        
                     2.3. Reaksi Pembuatan Ester............................................................    7        
                         2.3.1. Reaksi Esterifikasi ............................................................    7        
                         2.3.2. Reaksi Trans Esterifikasi ...................................................    7        
                     2.4. Proses Pembuatan Biodiesel Komersial ...................................    9
                     2.5. Syarat Mutu Biodiesel .............................................................    11
    BAB III.  PENUTUP
                     3.1. Kesimpulan................................................................................    13
    DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 14








    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1              Latar Belakang
                Biodiesel merupakan senyawa mono alkil ester dari asam lemak rantai panjang yang diturunkan dari sumber lipida yang dapat diperbaharui. Metil ester merupakan ester asam lemak yang dibuat melalui proses esterifikasi dari asam lemak dengan metanol. Metil ester juga merupakan bahan baku dalam pembuatan biodiesel atau emollen dalam produk kosmetika, sedangkan gliserol dapat digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai aplikasi industri seperti kosmetika, sabun, dan farmasi.
    Senyawa metil ester dapat digunakan sebagai zat tambahan pada suatu formulasi kosmetika, salah satu contohnya yaitu caprylic atau caprylic triglyceride yang telah digunakan dalam formulasi kosmetika sebagai emolien. Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan bahwa senyawa metil ester lainnya juga dapat digunakan sebagai zat tambahan, baik sebagai emolien maupun fungsi lainnya.
                Pembuatan metil ester ada esterefikasi dan  transesterifikasi. Namun, yang sering digunakan untuk pembuatan metil ester adalah transesterifikasi yang merupakan reaksi antara trigliserida (lemak atau minyak) dengan metanol untuk menghasilkan metil ester dan gliserol. Metil ester dapat diperoleh dari hasil pengolahan bermacam-macam minyak nabati, misalnya di Jerman diperoleh dari minyak  rapeseed , di Prancis dan Itali diperoleh dari minyak biji bunga matahari, dan di Indonesia diperoleh dari minyak kelapa sawit, minyak  jarak pagar, minyak kelapa, dan minyak kedelai. selain minyak-minyak tersebut, minyak  safflower , minyak linsees, dan minyak zaitun juga dapat digunakan dalam pembuatan senyawa metil ester.
    1.2        Tujuan
    1.      Untuk dapat menambah pengetahuan tentang metil ester
    2.      Untuk dapat mengetahui proses pembuatan metil ester

    BAB II
    ISI

    2.1       Metil Ester
         Metil ester merupakan ester asam lemak yang dibuat melalui proses esterifikasi dari asam lemak dengan methanol. Metil ester juga merupakan bahan baku dalam pembuatan biodiesel atau emollen dalam produk kosmetika, sedangkan gliserol dapat digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai aplikasi industri seperti kosmetika, sabun, dan farmasi. Gliserol yang diperoleh sebagai hasil samping pengolahan minyak nabati ini bukanlah gliserol murni, melainkan gliserol mentah (crude glycerol), biasanya memiliki kemurnian kira-kira 95%.     Metil ester dapat diperoleh dari hasil pengolahan bermacam-macam minyak nabati, misalnya di Jerman diperoleh dari minyak  rapeseed , di Prancis dan Itali diperoleh dari minyak biji bunga matahari, dan di Indonesia diperoleh dari minyak kelapa sawit, minyak  jarak pagar, minyak kelapa, dan minyak kedelai. selain minyak-minyak tersebut, minyak  safflower , minyak linsees, dan minyak zaitun juga dapat digunakan dalam pembuatan senyawa metil ester.

    2.2        Bahan baku pembuatan  Metil Ester
    2.2.1        Sumber Miyak Nabati
     Ada banyak tanaman yang dapat menghasilkan minyak nabati. Di antara tanaman-Tanaman tersebut, ditampilkan pada tabel di bawah ini.





    Tabel 1. Sumber Minyak Nabati

    2.2.2        Alkohol
    Dalam ilmu kimia, definisi alkohol jika ditinjau dari struktur molekulnya adalah senyawa organik yang mengandung gugus hidroksil yang terikat pada atom karbon dari suatu alkil.Rumus molekul alkohol nonsiklik adalah CnH2n+1OH. Gugus fungsional alkohol ditampilkan pada gambar di bawah ini :

    Gambar 1. Gugus Fungsional Alkohol
    Secara struktur molekul, alkohol dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu alkohol primer, alkohol sekunder, dan alkohol tersier. Pembagian ini didasarkan atas jumlah atom karbon yang terikat pada gugus C-OH. Perbedaan ketiga jenis alkohol ditampilkan pada tabel di bawah ini :
    Tabel 2. Jenis Alkohol
    Gugus hidroksil yang dimiliki alkohol menyebabkan alkohol membentuk ikatan hidrogen antar molekulnya. Hal ini menyebabkan titikdidih alkohol lebih tinggi dibandingkan dengan alkil halida dan eter, yang berat molekulnya relatif sama. Pada alkohol berbobot molekul rendah, ikatan hidrogen menyebabkan alkohol larut dalam air, sedangkan alkohol berbobot molekul tinggi (atom karbon lebih dari lima) tidak larut dalam air karena dominasi rantai hidrokarbon. Sifat fisik beberapa alcohol ditampilkan pada tabel di bawah ini
    Tabel 3. Sifat Fisik Alkohol
    2.3        Reaksi Pembuatan Metil Ester
    2.3.1        Esterifikasi
                Esterifikasi merupakan salah satu cara mensistesis ester alkil asam lemak. Definisi esterifikasi secara ilmiah adalah reaksi pembentukan ester dari asam karboksilat dengan alkohol (Fessenden, 1990). Dalam pembuatan biodiesel, asam karboksilat terkandung dalam minyak lemak Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
                Reaksi ini merupakan reaksi kesetimbangan endoterm,sehingga diperlukan pemanasan untuk mempercepat reaksi ini. Pada kondisi normal, reaksi ini berjalan lambat karena itu diperlukan katalis. Katalis yang cocok digunakan adalah katalis yang bersifat asam kuat, seperti asam sulfat, asam sulfonat organik dan resin penukar kation asam kuat. Hal ini disebabkan reaksi berjalan dalam kondisi asam.

    2.3.2        Transesterifikasi
    Transesterifikasi merupakan reaksi trigliserida dengan alkohol untuk menghasilkan alkil ester asam lemak dan gliserol sebagai produk samping. Reaksi ini juga sering disebut alkoholisis. Secara umum, persamaan reaksi yang terjadi adalah :

                Reaksi di atas merupakan reaksi transesterifikasi trigliserida dengan metanol, atau juga sering disebut reaksi metanolisis. Untuk mempercepat reaksi, biasanya digunakan katalis. Pada umumnya katalis yang digunakan adalahkatalis basa, seperti NaOH dan KOHSecara mikroskopis, reaksi transesterifikasi sebenarnya berlangsung dalam tiga tahap dan melibatkan monogliserida dan trigliserida sebagai senyawa intermediet. Ketiga tahap reaksi tersebut adalah
    R1, R2,dan R3merupakan tiga gugus yang dimiliki oleh trigliserida, sedangkan R merupakan gugus yang dimiliki oleh alkohol. Reaksi transesterifikasi merupakan reaksi kesetimbangan dan bersifat eksoterm. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkanperolehan produk, seperti :
    1.Meningkatkan jumlah alkohol yang dimasukkan ke dalam reaktor
    2.Segera memisahkan gliserol yang terbentuk
    3.Menurunkan temperatur reaksi

    Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kandungan air dan asam lemak bebas dalam minyak nabati sebagai sumber trigliserida. Keberadaan asam lemak yang besar akan menghambat kerja katalis, sedangkan keberadaan air akan mengakibatkan adanya reaksi penyabunan. Selain itu, perlu dilakukan analisis untuk menentukan temperatur reaksi optimum, karena walaupun konversi meningkat jika temperatur diturunkan, namun laju reaksi akan semakin lambat seiring dengan penurunan temperatur.

    2.4              Proses Pembuatan Biodiesel Komersial
    2.4.1   Lurgi
    Lurgi merupakan perusahaan teknik dan konstruksi yang bergerak di bidang pengembangan energi alternatif. Dalam proses Lurgi,produksi biodiesel dapat menggunakan bahan mentah apapun (minyak tumbuhan, minyak biji-bijian, limbah lemak hewan, bahkan daur ulang sisa minyak masak). Proses Lurgi ini terdiri dari dua tahap, yaitu esterifikasi dan tahap transesterifikasi, yang berlangsung secara kontinu.
    Minyak mentah dengan kadar asam lemak bebas cukup tinggi diesterifikasi terlebih dahulu untuk mengkonversi asam lemak bebas menjadi trigliserida. Setelah terkonversi menjadi trigliserida, minyak mentah ini dimasukkan dalam reaktor transesterifikasi yang akan mengkonversi trigliserida menjadi metil ester. Tahap transesterifikasi pada proses Lurgi ini dilakukan dengan 2 tahap dalam 2 reaktor terpisah. Setiap reaktor terdiri dari bagian berpengaduk dan bak penampunganyang berfungsi sebagai decanter.
    .
    Gambar 2. Proses Pembuatan Biodiesel (Lurgi)


    Minyak mentah akan dimasukkan bersamaan ke dalam reaktor pertama dengan sebagian besar jumlah metanol dan katalis total yang digunakan, sedangkan sisa metanol dan katalis akan dimasukkan pada reaktor kedua. Sisa metanol setelah reaksi akan dipisahkan dari gliserol yang terbentuk dan direcovery agar dapat dipakai ulang. Pada tahap akhir proses ini dilakukan pencucian dengan tujuan pemurnian biodiesel.

    24.2     MPOB
    MPOB (Malaysian Palm Oil Board) adalah suatu badan riset pemanfaatan kelapa sawit Malaysia dan pengembang teknologi proses produksi biodiesel. Proses ini memproduksi metil ester melalui tahap esterifikasi dan transesterifikasi metanol dan trigliserida dengan natrium hidroksida (NaOH) sebagai katalis.

    Pada tahap esterifikasi, minyak mentah direaksikan dengan metanol berlebih (perbandingan molar metanol : minyak mentah = 6:1) dan katalis asam yang berupa padatan. Reaksi dilakukan dalam reaktor unggun tetap (fixed bed reactor) dengan kondisi reaksi, yaitu temperatur 80oC dan tekanan 3 kg/cm2. Reaksi berlangsung selama ±30 menit dengan konversi asam lemak bebas >95%. Esterifikasi menghasilkan produk berupa metil ester dan air. Metil ester dan gliserida yang belum bereaksi kemudian dimasukkan ke dalam reaktor transesterifikasi, sementara air yang terbentuk dipisahkan agar tidak terjadi reaksi saponifikasi. Metanol yang belum bereaksi direcovery dan didaur ulang ke dalam proses esterifikasi.

    Tahap transesterifikasi ini terdiri dari 2 tahap dengan total 2 reaktor berpengaduk yang tersusun seri. Kondisi reaksi pada reaktor pertama adalah temperatur 70oC dan tekanan 1 kg/cm2. Transesterifikasi tahap pertama ini menggunakan katalis basa dengan jumlah 0.35%-berat umpan dan metanol. Konversi >80%dicapai dalam waktu sekitar 30 menit. Produk samping yang berupa gliserol dipisahkan darimetil ester sebelum dimasukkan kedalam reaktor ke-2. Pada reaktor ke-2 ini ditambahkan katalis 7.2%-berat metanol. Tahap 2 ini bertujuan untuk menyelesaikan reaksi yaitu agar konversi trigliserida >98%. Metil ester yang terbentuk dicuci dengan air panas dan dikeringkan secara vakum. Diagram proses produksi biodiesel MPBO ditampilkan pada gambar berikut ini.
    Gambar 3. Proses Pembuatan Biodiesel (MPOB)


    2.5              Syarat Mutu Biodiesel
    Sebuah produk dapat dinyatakan layak digunakan apabila produk tersebut memenuhi spesifikasi dan standar mutu yang berlaku di daerah pemasaran. Indonesia sebagai daerah tujuan pemasaran biodiesel telah memiliki standar mutu biodiesel, yang tercantum dalam SNI-04-7182-2006. Syarat mutu tersebut diterbitkan dan disahkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN). Standar biodiesel menurut SNI-04-7182-2006 tercantum dalam tabel berikut :

    Tabel 4. Syarat Mutu Biodiesel



















    BAB III
    PENUTUP

    3.1        Kesimpulan
    Metil ester merupakan ester asam lemak yang dibuat melalui proses esterifikasi dari asam lemak dengan methanol. Metil ester juga merupakan bahan baku dalam pembuatan biodiesel atau emollen dalam produk kosmetika, sedangkan gliserol dapat digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai aplikasi industri seperti kosmetika, sabun, dan farmasi.
    Ada beberapa proses dalam pembuatan metil ester yaitu:
    1.        Reaksi Esterifikasi
           Esterifikasi merupakan reaksi antara asam dengan alcohol dengan bantuan katalis berupa asam (biasanya asam sulfur).
    2.        Reaksi Transesterifikasi
           Proses Transesterifikasi adalah proses yang mereaksikan trigliserida dalam minyak nabati atau lemak hewani dengan alcohol rantai pendek seperti methanol atau ethanol (pada saat ini sebagian besar produksi biodiesel menggunakan methanol) menghasilkan metil ester asam lemak (Fatty acids Methyl Esters) atau biodiesel dan gliserol (gliserin) sebagai produk samping.












    DAFTAR PUSTAKA
    Hui, Y.H. 1996. Bailey’s Industrial Oil and Fat Products. Volume 5. A Wiley-Interscience Publication. New York.
    O’Brien, Ricard D. 1998. Fats and Oils. Technomic Publishing Company Inc. Switzeland.
    Tambun, Rondang. 2006. Buku Ajar Teknologi Oleo Kimia. Universitas Sumatera Utara. Medan.

    Leave a Reply

    Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

  • Copyright © - Maggie's Blog

    Maggie's Blog - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan